Halaman

Senin, 02 September 2013

Sejarah Seni Rupa Timur


Sejarah Seni Rupa Timur


1.      Latar belakang peradaban timur ditinjau dari proses historis dan penciptaan budaya
Sejarah seni lukis China 

Tiga ribu tahun lalu, Tiongkok telah mencapai kemajuan cukup besar di bidang seni lukis. Dalam kitab-kitab kuno sudah terdapat catatan tentang kegiatan seni lukis. Pada zaman dinasti Qin dan Han, 2000 tahun lebih yang lalu, adalah masa awal imperium feodal dengan kekuasaan monarki. Selama masa itu, seni lukis Tiongkok kebanykan adalah lukisan dinding untuk mempropagandakan tata susila dan menyatakan penghargaan kepada pejabat yang berjasa. Pada dinasti Han muncul lukisan pada kain sutera yang bergaya bebas, tapi cenderung rapi dan indah, dengan hidup mengekspresikan kehidupan aktual, sejarah serta tokoh-tokoh dalam dongeng. Pada zaman Tiga Kerajaan serta Jin selatan dan utara seribu tahun lebih yang lalu adalah zaman perpecahan Tiongkok dalam waktu panjang;namun masa
itu adalah tahap penting dalam sejarah seni lukis Tiongkok. Kejayaan agama Budha telah menyebar-luaskan seni rupa agama Budha ke seluruh Tiongkok.

 Zaman dinasti Sui dan Tang kuang lebih seribu tahun lalu adalah masa jaya masyarakat feodal, negara bersatu, masyarakat relatif tentram , ekonomi berkembang, pertukaran ekonomi dan budaya dengan luar negerei yang intensif telah menyediakan kesempatan baru bagi perkembangan seni lukis, sehingga telah membuka situasi di mana seni lukis mencapai masa jaya, dan muncul sejumlah pelukis terkenal yang berpengamh dalam sejarah.
Tema seni lukis pada zaman dinasti Tang tetap mengutamakan tokoh manusia, sedang lukisan pemandangan mencapai kemajuan yang nyata, lukisan bunga dan burungjuga mulai berkembang.
Perkembangan seni lukis mengalamai pembahan besar pada zaman dinasti-dinasti Yuan, Ming dan Qing antara 8 ratus tahun lalu sampai awal abad ini. Lukisan cendekiawan mendapat perkembangan yang menonjol, tema lukisan pemandangan bunga dan bumng mengambil porsi terbesar, sedang lukisan tokoh manusia yang mencerminkan kehidupan sosial semakin mundur.
Menurut Ilham Khoiri (Kompas, 2007) pada era terdahulu, seni rupa China identik dengan kaligrafi atau pemandangan alam yang digoreskan dengan tinta di atas kertas tipis. Lima tahun belakangan, seni rupa kontemporer “Negeri Tirai Bambu” itu melejit sebagai fenomena segar yang menggegerkan pasar dunia.
Pencapaian seni rupa kontemporer negeri itu yang dirintis oleh gerakan seni tahun 1985-1989, yang diistilahkan sebagai ’85 New Wave. Panitia menyiapkan satu ruang khusus yang memajang catatan dan dokumentasi foto tentang latar belakang dan kronologi gerakan seni tersebut. 
Sejarah seni rupa kontemporer China punya latar belakang panjang dan kompleks, seiring dengan perkembangan sosial-ekonomi-politik di negeri itu. Di bawah kekuasaan Mao Zedong, China sekitar 1966-1976 adalah negeri yang tertutup. Rakyat hidup dalam tekanan rezim yang kuat dan memobilisasi massa untuk kepentingan politik pemerintah.
Revolusi Kebudayaan dan Tentara Merah menjadi alat efektif untuk mengendalikan rakyat dalam pergulatan politik yang keras dan bisa menggilas siapa saja. Saat itu, seni rupa hanya jadi alat propaganda untuk menyuarakan kepentingan pemerintah dan Partai Komunis. Sosok Mao menjadi ikon penting yang mewarnai lembaran-lembaran poster yang dibuat dengan corak realisme sosialis.
Tahun 1976, Mao meninggal dunia, dan China kemudian dikendalikan penguasa baru, Deng Xiaoping. Tahun 1979, Deng mulai menerapkan kebijakan politik pintu terbuka. Modernisasi digencarkan dengan visi meningkatkan ekonomi, membuka perdagangan dan investasi asing, dan
merancang negeri itu sebagai industri besar yang memproduksi berbagai barang kebutuhan dunia.
Politik pintu terbuka awalnya masih belum benar-benar membukakan kebebasan ekspresi bagi masyarakat, termasuk dalam seni rupa. Para seniman yang tak betah dengan situasi menekan itu melancarkan gerakan seni tahun 1985-1990. Selama lima tahun itu, lebih dari 1.000 seniman yang tergabung dalam 80-an kelompok, membuat ratusan pameran dan karya eksperimental yang mendobrak pakem lukisan tradisional China.
Tahun 1985, berlangsung banyak pameran pelukis muda di berbagai tempat dengan menawarkan corak visual dan tema segar. Ada pameran bersama The Progessive Chinese Youth Art, Hunan Art Group, The ’85 New Space, dan The ’85 Graduates Works. Bermunculan ulasan seni di koran dan majalah yang mencatat perkembangan seni rupa tahun itu sebagai gelombang ’85.
Sejumlah seniman di Guangzhou menciptakan instalasi, performace art, dan theatrical art.    Tahun 1987, seniman Huang Yongping, membuat instalasi berjudul Reptil, berupa beberapa gundukan besar berbentuk makam tradisional China. Makam itu dibuat dari tumpukan kertas koran yang dihancurkan dengan mesin pencuci. Karya ini bisa menyindir, rezim yang mati-
matian “mencuci” otak dan budaya masyarakat.     Geng Jiangyi anggota Pond Society, melukis wajah-wajah tertawa yang multitafsir. Wajah-wajah yang tertawa dalam lukisan misalnya, merekam beragam ekspresi sekaligus: gembira, sedih, marah, atau sinis. Gaya ini kemudian banyak memengaruhi pelukis-pelukis berikutnya.
Setahun kemudian, tahun 1988, Xu Bing membuat instalasi menumpuk buku dan kertas yang dipenuhi tulisan. Ini juga sindiran atas situasi rakyat China yang selama puluhan tahun dicekoki doktrin partai sekaligus ditutup dari informasi dunia.
Inilah perhelatan yang mula-mula dikenal sebagai pameran seni rupa kontemporer China. Pameran menjadi sangat politis, karena akhirnya pemerintah menutup perhelatan yang dinilai berbahaya itu, dan kegiatan sebagian seniman avant-garde dibatasi.
Dikekang di negeri sendiri, tiga seniman-Huang Yongping, Gu Dexin, dan Yang Jiechang-malah diundang mengikuti pameran “Megicience de la Tere” di Centre Pompidou di Paris, Prancis. Dobrakan ini berhasil mengenalkan karya seni rupa baru China ke seluruh dunia. “Ada banyak seniman dan penciptaan artistik di dunia, dan tak semuanya mengacu pada disiplin seni rupa Barat,” begitu deklarasi pameran dengan kurator Jean-Hubbert Martin itu.
Para seniman China semakin terang-terangan mengangkat perbincangan yang selama ini terpendam, seperti fungsi seni di masyarakat, ketegangan budaya Timur-Barat, ekspresi seni yang merdeka, hingga mengkritik kondisi sosial-politik dalam negeri. Corak realisme sosial yang memuja ajaran Komunisme digantikan oleh berbagai pendekatan baru yang eksperimental dan menawarkan pendekatan artistik segar.
 Begitulah, gerakan seni muncul sebagai kritik atas situasi sosial- politik yang represif selama puluhan tahun. Demonstrasi yang diakhiri tewasnya ribuan mahasiswa di Lapangan Tiananmen, Juni 1989, jadi titik balik yang menentukan. Pada masa berikutnya, dunia makin penasaran dengan apa yang terjadi di China, termasuk dengan pertumbuhan seni rupa kontemporernya.
“Gelombang baru 1985 menjadi penanda bagi tumbuhnya seni rupa kontemporer China,”    Gelombang ini memang kemudian memicu perkembangan seni rupa China berikutnya, dan gaya kontemporer jadi arus utama. Tahun 1990-an, muncul sejumlah pelukis yang memperkuat gerakan kelompok seniman avant garde itu, seperti Fang Lijun, Yang Shaobin, dan Yue Minjun. Karya mereka mengentalkan corak realisme-sinis yang menertawakan situasi, atau realisme-traumatis yang membeberkan luka yang dialami masyarakat yang tertindas.

2.      Berbagai peninggalan seni rupa india sekitar periode Dinasti Asoka pd th 250 SM sampai dengan Dinasti Kusana pada tahun 100 SM

Menurut TSG. Mulya (1952: 15), perpindahan bangsa Arya ke India berlangsung pada satu masa yang berabad-abad lamanya dapat juga dibuktikan kalau dibandingkan syair-syair Weda yang tertua dengan yang terkemudian. Penyelidikan ini menyatakan bahwa mula-mulanya sungai Indus dianggap oleh orang Arya sebagai sungai yang keramat dan menjadi sumber dari sekalian kebaikan bagi orang Arya. Bangsa Arya adalah bangsa yang berasal dari Asia Barat.
India merupakan salah satu negara dengan perkembangan seni dan arsitektur yang pesat. Setiap periode peradaban, pemerintahan, kepercayaan, maupun wilayah memiliki perbedaan langgam arsitektur yang memperkaya karya seni dan arsitektur India.
Perkembangan seni dan arsitektur India dimulai di lembah sungai Indus, yaitu peradaban Harappa dan Mahenjodaro pada abad 2500 SM. Namun, pada abad 1600 SM semua peninggalan peradaban Harappa dan Mahenjodaro mengalami kehancuran. Pada abad 150 SM, arsitektur yang berkembang di India berupa rumah-rumah vernakular, dengan material kayu.

a.      Dinasti Ashoka

Masa kejayaan kerajaan maghada adalah pada mas pemerintahan Asoka. Ashoka vardhana memerintah India (maghada) tahun 272-232 SM. Ashoka mempunyai ketrampilan memimpin kerajaan yang luar biasa hebatnya. Masa Ashoka yang menjadi titik sentral kekuatan kerajaan adalah angkatan perang. Dengan kuatnya angkatan perang Maghada maka Maghada menjadi kerajaan yang disegani kawan maupun lawan. Ashoka juga banyak menakulukan di daerah-daerah sekitar India, seperti Gandara, Kabul, Jonas, Kamboja, Godavari, Krisna, Mysore, Supara dan Girnar, dan daerah-daerah lainnya. Luas kerajaan Maghada saat itu melebihi luas negara India pada saat sekarang.
Agama Buddha mencapai puncak kejayaannya pada zaman kekuasaan Raja Asoka (273-232 SM) yang menetapkan agama Buddha sebagai agama resmi negara. Tempat-tempat suci umat Buddha antara lain Bodh-Gaya, tempat bersemedi Sidharta Gautama.
Selain banyak melakukan penaklukan, Ashoka juga banyak meninggalkan jejak sejarah yang berbentuk tulisan yang kemudian menjadi sumber sejarah yang cukup penting hingga sekarang. Banyak prasasti yang ditinggalkan pada dinding-dinding dan tiang batu yang berisi tentang peristiwa, undang-undang, pesan perdamaian, maupun ajaran dan pesan-pesan ashoka.
Pada masa Ashoka terdapat peristiwa besar yang sulit dilupakan oleh para sejarawan. Peristiwa tersebutlah yang akhirnya merubah haluan jalan hidup Ashoka dari penganut Hindu menjadi seorang yang memeluk Agama Budha. Peristiwa tersebut adalah perang Kalingga. Menurut sumber yang ada, Ashoka memipin sendiri perang tersebut. Sebanyak kurang lebih 100.000 nyawa orang Kalingga melayang dan dijadikan budak. Sedangkan masih banyak lagi yang akhirnya mati karena kelaparan. Sejak saat ia berubah haluan, dan tidak mau lagi memakai kekerasan dalam hidupnya. Ia mulai mementingkan Agama Budha seperti yang telah disinggung sebelumnya.
Meskipun hanya sebagi Upasa (pengikiut atau penganut biasa) saja, dia juga sudah menerapkan larangan berburu hewan, dan tidak boleh menyembelih burung merak dan rusa. Dia juga berusaha menyiarkan hukum Dharma. Salah satuinya adalah dengan mengangkat pegawai-pegawai tinggi yang dinamakan
Kepercayaan bangsa Arya didasarkan pada ajaran Veda, yang menjadi awal munculnya agama Vedic dan dianut kaum Brahmana. Dari agama kuno inilah kemudian agama Hindu muncul. Agama ini memuja tiga dewa utama yaitu Vishnu, Brahma, dan Shiva. Pada zaman Vedic sendiri, masyarakat sudah diklasifikasi menjadi empat kelas atau strata, yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra. Klasifikasi tersebut didasarkan pada mata pencaharian masyarakat saat itu.
Agama Hindu dan Budha berkembang hampir secara bersamaan. Penerapan pada bidang arsitektur dan seni muncul pada bangunan kuil. Teknologi yang digunakan pertama kali adalah penggunaan material kayu, namun sayangnya tidak ada peninggalan bangunan jenis tersebut karena sudah hancur termakan waktu dan cuaca. Teknologi yang berkembang selanjutnya adalah membangun dengan metode pahat batu (rock cut). Metode ini dilakukan dengan memahat sebongkah besar batu ataupun mencoak gunung, sehingga hasil karya seni dan arsitekturnya mirip seperti patung.
Metode pahat batu dibagi menjadi dua jenis, yang pertama adalah dengan mencoak ke dalam sebuah gunung atau bukit sehingga menciptakan ruang ke dalam. Yang kedua adalah dengan cara memahat sebongkah batu dan tidak membuat ruang di dalamnya. Bentuk yang pertama lebih meruang daripada yang kedua. Contoh kuil jenis yang pertama adalah kuil di Elaphanta dan Ellora. Mamallapuram adalah contoh kuil yang dibangun dengan metode pahat batu jenis kedua. Di kuil tersebut terdapat empat jenis ratha yang memiliki perbedaan pada bentuk dan pahatannya. Kuil Kailasa di Ellora menggunakan gabungan kedua metode tersebut.
 Pada zaman-raja-raja Maurya (322-184 SM), akibat pengaruh kebudayaan Achaemenid, Persia, tampak pula pengaruh Hellenisme. Seniman-pada saat itu beralih dari bahan teracotta untuk membuat bangunan dengan menggunakan bahan baru. Karya seni Rupa yang dihasilkan pada zaman ini berupa stambha, yaitu tanda peringatan yang terbuat dari batu (monolit). Stambha yang terkenal pada masa ini adalah stambha kepala singa yang ditemukan di Sarnath, menunjukkan adanya pengaruh Persia. Bangunan lainnya adalah stupa, merupakan tanda peringatan yang sangat penting dalam kesenian Budhha. Pada mulanya stupa berfungsi untuk menyimpan abu jenazah dan benda-benda suci. Ada dua macam stupa yang terkenal di India yaitu Stupa Barhut dan Stupa Sanchi. Disamping tempat pemujaan, seni bangunan India juga mengenal Wihara sebagai tempat para bhiksu dan tamu dari luar negeri atau sebagai tempat pendidikan, dan Chaitya Graha, yaitu tempat pemujaan yang berisi stupa. Chatya Graha ini seluruhnya dipahat pada bukit karang dengan teknik pahatan seperti teknik pahatan kayu.
Seni patung dan seni lukis India berkembang lagi pada zaman Raja-raja Kushana (500SM – 300M). Peninggalan pada zaman ini banyak ditemukan didaerah Ghandara berupa lukisan-lukisan fresco. Seni patung pada zaman ini mendapat pengaruh Yunani, karena daerah Ghandara merupakan daerah yang banyak dilalui bangsa-bangsa asing. Patung Budha yang dihasilkan pada zaman ini sudah berupa patung manusia dan bukan merupakan lambang-lambang seperti pada masa sebelumnya di India Tengah. Seni rupa pada masa Kushana ini berkembang pula di daerah Mathura (50-200 M), Amarawati (150-300 M) dan mencapai puncaknya pada masa-raja-raja Gupta (300-600 SM).


3.      Buatlah gambar/sket/boleh transfer copy tentang monument stamba di india


 4.      Buatlah gambar/sket/boleh transfer copy tentang relief budha avalokitesvara

5.      Kepercayaan pada bangsa mesir kuno terkait dengan visualisasi dewa-dewa polytheis dan jelaskan pula mengapa terjadi pemusatan pada keluarga raja Pharao (firaun ) di seluruh kedisnastian mesir kuno
Bangsa Mesir Kuno menyembah banyak Dewa dan belum menemukan paham Ketuhanan Yang Maha Esa. Menurut kepercayaan Mesir Kuno, para Dewa merupakan makhluk-makhluk yang lebih berkuasa daripada umat manusia dan mengatur aspek-aspek kehidupan umat manusia. Mereka memberkati manusia, melindungi manusia, menghukum manusia, dan mencabut ajal manusia. Dewa-Dewi dalam kepercayaan bangsa Mesir Kuno merupakan penguasa setiap bagian dan unsur alam. Para Dewa merupakan Tuhan tersendiri sesuai dengan kemahakuasaan yang dimilikinya. Para Dewa yang menentukan nasib setiap orang.
Bangsa Mesir Kuno sangat memuliakan Dewa mereka.Tempat memuja para Dewa dan sesuatu yang berkaitan dengan para Dewa (seperti kitab, pusaka, dan kutukan) sangat dikeramatkan. Konon makam-makam para Raja dan kuil-kuil Mesir dilindungi Dewa dan mengandung suatu kutukan bagi orang yang berniat jahat. Pada zaman Mesir Kuno, Dewa yang banyak dipuja dan dianggap sebagai Dewa tertinggi adalah Dewa matahari, Ra (Amon-Ra). Ia merupakan Dewa yang banyak disembah di daratan Mesir. Kuil Abu Simbel didirikan untuk memujanya. Setelah itu, Dewa yang banyak dipuja adalah Osiris, Dewa kehidupan alam, penguasa akhirat. Selain itu, juga ada Anubis, Dewa kegelapan.
TERMINOLOGY: 1). Kita akan menggunakan terminology Egyption Pose 1 & 2 utk menjelaskan bentuk relief dan patung, serta Egyptian Style utk mengidentifikasi rupa. Mirip dgn terminology dlm Mesopotamian Art:  a). Egyptian Pose 1 yg biasa muncul dalam relief adalah figur manusia dgn lengan, wajah dan terutama pergelangan kaki menghadap kesamping, yg secara anatomis tdk mungkin – b). Egyptian Pose 2 adalah bentuk patung raja2 setengah badan atau seluruh tubuh  sedang duduk dgn posisi tangan kedepan  atau merapat ke tubuh jika berdiri dgn tatapan tenang kedepan dan berwibawa (cool, calm, collected). Beda dgn Mesopotamian Art dgn gesture votive dan tatapan sovereignty ruler (pemimpin dgn kekuasaan besar) – c).Egyptian style adalah bentuk cambang palsu yg dikenakan para raja, mahkota menyerupai kepala ular mematuk dgn ujungnya ular kobra, symbol dewa matahari RA
2). HYPOSTYLE HALL: hall berukuran sangat besar di dalam kompleks kuil yg tereltak sebelum  kuil utama (sanctuary)
3). PORTICO: pintu masuk berbentuk post & lintel dgn dekorasi relief pada makam yg didirikan di lereng pegunungan batu (ROCK CUT TOMB: menggantikan pyramid karena pencuri)
4). PYLON: pintu gerbang raksasa masuk ke kompleks  kuil yg biasanya diiukuti dgn hall berdinding relief  ——–terminology lain akan didapat dalam teks
II. EGYPT: Socio-Historical Context
Peradaban Mesir  dapat dibagi menjadi 3 Periode utama: Old,  Middle & New  Kingdoms +  6 Periode  yg tdk  menonjol + 2  periode  yg akan dibahas di bab lain, total 11 periode:
1). Pre Dynasty (4350 – 3150 SM) dgn penguasa “Scorpion King” yg keberadaanya masih mitos dan Narmer yang menyatukan Mesir Atas (Selatan) & Bawah (Utara). Pada masa akhir periode ini mulai bergeser kearah unification dibawah satu penguasa dan munculnya dinasti dgn anggota terdiri dari satu klan (Kronologi: family – clan – tribe – multi etnik). Penguasa memproklamirkan diri memiliki kuasa supra-natural dan penduduk mempercayainya utk melindungi mereka dari serangan penduduk luar dan malapetaka kekeringan dan wabah penyakit. Jika penguasa gagal mengatasi hal tsb akan tersingkir dan muncul penguasa baru yg lebih menjanjikan. Pada tahun ke 13 kekuasaannya, seorang penguasa akan mengadakan festival SED utk memperbarui kekuatan supra-naturalnya. Narmer sering dimasukkan dalam periode Early Dynasty
2). Early Dynasty (3159 – 2700 SM)  yg terdiri Dynasty I dgn 7 raja & Dynasty 2  dgn 8 raja yg berkuasa
3). Old Kingdom (2700 – 2190 SM): Dynasty 3 – 6, total 28 raja. Tokoh menonjol dalam periode ini, Imhotep yg merancang Priramid pertama kali di Saqqara dan tabib pembuat ramuan balsam utk Mummy, Raja Djozer, Snefru, Kafre, Menkaure dan Khufu yg mendirikan piramid paling awal di Saqqara, Dashur & Giza
4). Periode First Intermediary ( 2190 – 2040 SM): Dynasty 7 – 10, total 6 raja pada dynasty 9 & 10 sedangkan nama raja2 pada dynasty 7 & 8 belum diketahui namanya. Merupakan masa dimana kekuasaan tuan tanah dan kaum feudal makin besar menandingi kekuasaan raja2
5). Middle Kingdom (2040 – 1674 SM): Dynasty 11 – 14, total 17 raja. Tokoh yg menonjol Mentuhotep II, yg menyatukan kembali Mesir yg sempat  terpecah karena ulah para tuan tanah dan kaum feudal. Inovasi seni memiliki tema lebih beragam: patung bercorak naturalist, seni gelas FAIENCE, lukisan di makam dan arsitektur ROCK CUT TOMB yg didirikan di lereng pegunungan batu dgn pintu masuk tunggal berkonstruksi post & lintel, disebut PORTICO dgn relief & lukisan yg lebih hidup dibandingkan Old Kingdom.
6). Periode Second Intermediary (1674 – 1552 SM): Dynasty 15 – 17, total 9 raja; Dynasty 15 – 16 dibawah kekuasaan bangsa Hyksos dari Mediterranean Timur yg menguasai  Mesir Bawah dan memperkenalkan tehnik metallurgy sehingga peralatan, persenjataan dan seni jauh lebih canggih
7). New Kingdom (1552 – 1069 SM): Dynasty 18 – 20, total 32 raja Tokoh yg menonjol Tuthmose III,  Ratu Hatshepsut, Akhenaten, Tutankhamun, Ramesis II. Terkenal dgn Amara Revolution yg mengubah kepercayaan Mesir Kuno (Polytheism) yg sudah berlangsung ribuan tahun ke Monotheism, menyembah kepada satu dewa ATEN. Seni arsitektur berkembang lebih grandiose terutama pembangunan kuil Karnak, Luxor, Abu Simbel dan kompleks makam di Valley of the Kings
* 8). Periode Third Intermediary (1069 – 715 SM) –  9). Periode Akhir (715 – 332 SM) – 10).Greco – Roman & Christian Coptic 332  SM – 642 M (Macedonian – Ptolemaic – Roman – Byzantine) – 11). Islamic Egypt 639 M – 1798 M (Umayyad – Abbasid – Tulunid – Ikhshidid – Fatimid – Ayyubid – Mameluk – Ottoman – Modern) akan dibicarakan kemudian
Imhotep (Imouthes): Para Kepala Menteri didewakan Djoser, dan arsitek dari Piramida Langkah; di Periode Akhir dihormati sebagai dewa belajar dan obat-obatan; digambarkan sebagai seorang pria duduk memegang papirus yang terbuka; disamakan dengan orang-orang Yunani dengan Asklepios.
 Isis: Isis dikenal sebagai ibu ilahi, dan sebagai istri dari Osiris dan ibu dari Horus, Isis adalah salah satu dari empat besar dewi pelindung (kulit kayu, Nephythes, dan Hathor), menjaga peti mati dan kanopik stoples. Isis adalah kakak animatedankh.gif (2641 bytes) dari Nephthys dengan siapa ia bertindak sebagai ilahi berkabung untuk orang mati, dan ilahi yang diwakili oleh Ankh. Dalam Periode Akhir Philae utamanya adalah kultus-pusat. Dia juga dikenal sebagai Ratu Surga (mirip dengan Astarte), dan memerintah atas semua hal tentang kehidupan, ibu, dan ilmu sihir. Dalam mitos asal-usul Re dan dunia, itu tertulis bahwa dia menemukan nama Re oleh menawan ular berbisa menggigitnya. Bit Re ular, dan Isis hanya bisa menyembuhkan dirinya dengan mengetahui Re nama benar. Dengan mengetahui nama Re, ia kemudian memiliki kekuatan sama dengan dia dan kemudian diberikan semua kekuatan magis-nya dan sejak itu dikenal sebagai penyihir ilahi. Lain dari mitos Isian keprihatinan, baik Isis, Osiris, dan Horus. Dalam mitos ini, Atur membunuh Osiris dan menceraiberaikan tubuhnya dalam empat belas keping di seluruh dunia. Isis pergi untuk menemukan potongan-potongan ini. Setelah ia menemukan semua peices, ia reassembles Osiris dan dia datang kembali ke kehidupan untuk satu malam di mana anak mereka conceives Isis, Horus. Osiris kemudian menjadi Lord of the Dead. Horus adalah melahirkan dan bertekad untuk membalas kematian ayahnya dengan membunuh Tetapkan. Isis dari saat itu hidup sebagai berkabung ilahi di bumi dan di surga.

Khepri: Para kumbang scarab-dewa, yang diidentifikasi dengan Re sebagai pencipta-dewa; sering direpresentasikan sebagai kumbang dalam matahari .

Khnum: Ram-headed Elephantine dewa, dewa Katarak-daerah; diperkirakan telah dibentuk pria di atas roda tembikar.

Khons: dewa bulan, digambarkan sebagai seorang laki-laki; dengan Amun dan Mut sebagai ayah dan ibu, membentuk Theba triad.

Maat: Dewi kebenaran, benar, dan tertib melakukan; digambarkan sebagai seorang wanita dengan bulu burung unta di kepalanya. Dikatakan bahwa dalam penghakiman orang mati ia memegang timbangan yang beratnya hati manusia.
Horus adalah salah satu yang paling tua dan paling penting para dewa dalam agama Mesir Kuno yang dipuja dari setidaknya akhir periode Predinastik melalui Yunani-Romawi kali.
Berbagai bentuk Horuses dicatat dalam sejarah dan ini berbeda diperlakukan sebagai dewa oleh Mesir Kuno. ini berbagai bentuk yang mungkin akan berbeda persepsi yang sama dewa berlapis-lapis di mana atribut-atribut tertentu atau hubungan sinkretis ditekankan, tidak harus dalam oposisi tetapi saling melengkapi satu sama lain, konsisten dengan cara bangsa Mesir Kuno memandang berbagai aspek dari realitas. bentuk tercatat paling awal adalah Horus Falcon yang merupakan dewa pelindung Nekhen di Mesir Hulu dan yang pertama yang diketahui dewa nasional, khususnya berhubungan dengan raja yang pada waktunya menjadi dianggap sebagai manifestasi dari Horus dalam hidup dan Osiris dalam kematian. yang paling sering dijumpai hubungan keluarga menggambarkan Horus sebagai putra dari Isis dan Osiris tetapi dalam tradisi lain Hathor dianggap sebagai ibu dan kadang-kadang sebagai istrinya. Horus melayani berbagai fungsi dalam jajaran Mesir, terutama karena dewa langit dan dewa perang.
Badan Pharaoh/Fir'aun yang telah menjadi korban, akan diselamatkan sebagai pertanda bagi orang yang datang kemudian. Piramid-piramid raksasa, kuil-kuil raksasa, tiang-tiang obelisk dan Spinx, semua itu cuma saksi bisu yang tiada bisa bercerita apapun kepada manusia, apalagi akan menjumpai dan menyaksikan batang tubuh Pharaoh masa itu.
Dalam abad ke-19 dengan kunci batu-Rosetta, yang pada akhirnya berhasil  diterjemahkan huruf-huruf Demotik dan Hiroglipik pada batu-Rosetta itu oleh Jean Francois Champollion (1790-1832 M), maka coretan-coretan cakar ayam pada dinding-dinding Pyramid, dinding-dinding kuil dan  tiang-tiang obelisk, mulai bercerita tentang masa silam.
Jika menjelang abad ke-19 pengetahuan manusia tentang sejarah cuma  sampai abad ke-4 sebelum Masehi, maka sejak abad ke-19 pengetahuan sejarah telah menjangkau masa tiga puluh abad sebelum masehi.
Tetapi jasad Pharaoh dari setiap dinasti, yang dikisahkan sedemikian  rupa oleh tiang-tiang obelisk dan dinding-dinding piramid belum juga dijumpai.
Expedisi berbagai bangsa bagaikan kena rangsang untuk mengerahkan
kegiatan dan pembiayaan untuk menemukannya. Pada tanggal 6 Juli 1879
terjadilah apa yang dipandang 'peristiwa terbesar' bagi dunia sejarah.
The Historian's History of The World vol.1 edisi 1926, dalam puluhan
halamannya melukiskan peristiwa terbesar itu dengan sangat indahnya dan
panjang lebar.
Ir. Muhammad Ahmad Abdar-Rasul, seorang Arkeolog Mesir yang mengabdikan hidupnya untuk melakukan riset tanpa jemu-jemunya, telah berhasil pada akhirnya memberikan petunjuk kepada ekspedisi ilmiah Jerman - Mesir  yang berada dibawah pimpinan Messrs, Emil Brugsch dan Ahmad Effendi Kamal itu, yaitu sebuah lubang kecil yang terletak tinggi pada dinding batu karang di 'lembah raja' (Valley of Kings) dalam wilayah Mesir atas.
Dengan peralatan dan tenaga manusia yang dipersiapkan sedemikian rupa  pada tanggal 6 Juli 1879 dilakukan penerobosan kedalam relung sempit yang berceruk-ceruk dan berliku-liku itu, dan pada suatu ruangan besar yang terletak jauh disebelah dalam dijumpailah sekian puluh mummi dari  para Pharaoh, termasuk mummi Rhamses II (Fir'aun) yang hidup pada masa Nabi Musa as, yaitu Pharaoh terbesar dan teragung dalam sejarah dinasti-dinasti Pharaoh ditanah Mesir.
Buku sejarah terbesar yang puluhan jilid tebalnya terbitan 'Encyclopedia Britannica Inc' menyimpulkan penemuan terbesar itu pada halaman 155 dengan kalimat :
"Tiada sesuatupun didalam penemuan baru yang lebih menggemparkan dan mendadak yang membawa dunia kuno kepada dunia sekarang ini daripada  penemuan jenasah yang sesungguhnya dari Pharaoh-pharaoh dalam bentuk daging dan darah, yang dipersiapkan untuk kita secara menakjubkan  sekali oleh kepintaran luar biasa dari ahli rempah-rempah yang membalutnya. Penemuan itu telah menutup jurang antara masa purba dengan masa baru bagai pancaran kilat malam hari dari balik mendung keatas
bumi.
Karya seni Mesir pada umumnya conceptual dan stylistic dgn karakteristik  consistency, continuity, conservative & inflexible to change. Terutama bila membuat patung atau relief  raja atau keluarga bangsawan. Tidak banyak variant dan harus stick pada “pakem” nya. Beda halnya jika membuat patung atau relief orang biasa, mereka lebih bebas mendekati naturalist. Pada Old Kingdom para pengrajin menggunakan CANON PROPORTION yaitu satuan ukuran (biasanya telapak tangan yg direntangkan) dan skala perbandingan yg baku, misal dari ujung kepala ke tapak kaki, tingginya 18 kali rentangan jari  tangan. Tidak ada karya seni bercorak khas yg mudah dikenali sekuat Mesir. Hanya seni China yg dapat menandinginya. Hal itu tdk hanya oleh penggunaan Canon Proportion pada berbagai seni tapi sikap Conservatism yg dipegang erat oleh penguasa dan penduduknya, terutama bila menciptakan patung atau relief raja yg adalah dewa. Salah satu contoh akibat conservatism adalah inovasi Firaun Akhenaton dalam Amarna Revolution yg berakhir dgn dikembalikan ke bentuk semula oleh Tutankhamon dan seni Amarna banyak dihancurkan, termasuk ibukotanya yg kini menjadi “The Lost City.” Tidak berarti seni Mesir kurang inovatif dan wilayahnya tdk pernah diserang oleh bangsa luar, tapi konsistensi dgn canon dan conservatism yg membuat seni Mesir memiliki bentuk serupa.
EGYPTIAN  ARTS: ceramics, sculpture, relief, faience,  architecture
Pre Dynasty Arts: Seni yg berkembang pada periode ini mirip dgn peradaban  lain, yaitu keramik berupa patung wanita dan jambangan bermotif serta relief pada batu atau gading.
JAMBANGAN HIERAKONPOLIS:  Pra Dinasti 3500 – 3400 SM –  Keramik – 17,5 x 20,9 cm – Abstrak. Bermotif garis zigzag dibagian mulut jambangan yg menggambarkan sungai Nil. Dibagian tengah laki2 & perempuan sedang berperahu mengarungi sungai kehidupan dan kematian. Daun palm di pinggir menyiratkan arah angin yg membawa kapal tsb
Fragment Painting Gebilin Dinasti Awal 3200 SM.  Kehidupan di sepanjang sungai Nil. Image mengambang seperti Pre-History painting. Tapi subyek manusia dan kegiatannya berbeda dgn Pre-History painting
Early Dynasty Arts: NARMER/ Menes (3150 – 3125 SM) dari Mesir Atas pd thn 3150 SM  berhasil menyatukan Mesir Atas & Bawah menjadi satu  wilayah kekuasaannya.
PALETTE NARMER ditemukan di Hierakonpolis merupakan lempengan batu tulis dipahat dlm bentuk bas relief. Merupakan image field diatas groundline. Nama Narmer muncul dibagian atas dalam bentuk Pictograph: ikan (NAR) dan tatah (MER). Dua kepala banteng adalah dewa pelindung HATHOR. Palete tsb digunakan utk eyeshadow melindungi dari sengatan matahari atau mencegah infeksi. Banyak palet make up serupa yg ditemukan berukuran lebih besar dgn motif binatang, burung, manusia.
RELIEF. Relief mesir kuno ada yang dalam dan ada pula yang rendah. Kadang-kadang diberi warna atau ditambah keterangan atau cerita dalam huruf hieroglif. Relief dipahatkan pada makam dan kuil.
SENI LUKIS . Sebagai media seni lukis adalah papyrus. Fungsi lukisan terutama adalah untuk kelengkapan upacara kematian atau upacara agama. Seperti halnya relief, lukisan mesir kuno juga tidak mengenal perspektif. Bentuk manusianya sebagian tampak dari depan dan sebagian lagi tampak dari samping, serta tidak memakai bayangan.
Laki-laki dilukis dengan warna merah kecoklatan, sedangkan wanita dilukiskan dengan warna kuning. Muka kelihatan dari samping sementara badan menghadap ke muka. Gambaran ini menggambarkan ekspresi hasil pemikiran, bukan gambaran yang sebenarnya.
Perubahan dalam seni lukis mesir kuno terjadi ketika Hellenisme masuk ke mesir. Lukisan yang telah mendapat pengaruh hellenisme dinamakan lukisan fayum menurut tempat penemuannya.
Lukisan-lukisan yang didominasi oleh profil-profil manusia ini, memiliki ciri yang amat khas dalam penggambarannya. Kedua tangan memiliki sisi yang sama dengan panjang jari yang sama, dada menghadap ke depan, namun kedua kaki dan kepala menghadap ke samping, serta profil mata yang digambar dengan perspektif depan. Gaya seni lukis ini tentu saja tidak menggambarkan perspektif manusia yang tepat. Seniman Mesir tampaknya berusaha menggambar profil tubuh manusia sejelas-jelasnya sehingga harus menggabungkan berbagai perspektif fitur tubuh dalam satu profil lukis. Selama 3000 tahun ke depan, para seniman seni lukis Mesir kuno tetap mempertahankan gaya seni lukis ini.


Gaya seni lukis bangsa Mesir kuno sepert ini ditemukan pada makam seorang pendeta bernama Ramose. Adik Ramose adalah seorang kepala seniman bagi Firaun. Sebelum kematian Ramose, adiknya menghiasi makam dengan berbagai lukisan dan relief yang indah. Sebelum karya itu berhasil diselesaikan, Firaun meninggal, sehingga Ramose kehilangan pekerjaannya. Lukisan yang dipersiapkan untuk menghiasi makamnya kelak pun, terhenti dan tidak selesai. Dari sinilah terlihat, di sepanjang dinding lukis yang belum selesai, terdapat garis-garis halus berwarna merah yang membentuk sebuah pola kotak-kotak simetris.
Arkeolog pun mencocokkan profil manusia dalam lukisan-lukisan Mesir lainnya, dengan kotak-kotak simetris yang terdapat pada dinding lukis yang belum selesai. Ternyata setiap profil lukisan yang ada memiliki ukuran yang sama dari berbagai skala. Ukuran untuk mata, kepala, tungkai kaki, tinggi tubuh, tangan dan seterusnya. Kotak ukur untuk masing-masing bagian tubuh inilah yang menyebabkan profil manusia pada lukisan Mesir tidak dapat dibuat dengan perspektif realistis.
Karya-karya seni lukis ini merupakan salah satu perwujudan obsesi bangsa Mesir akan konsistensi dan keteraturan. Nilai budaya inilah yang selama berabad-abad membuat lukisan dinding bangsa Mesir memiliki pola yang sama.

6.      Gambar/sket/ transfer copy penggambaran secara antroformophik salah satu dewa di mesir


7.      Peradaban Mesopotamia pada masa kejayaan raja Hamurabi di Babilonia, dan raja Assurbanipal di asiria berdasarkan dengan peninggalan seni rupanya.
Istilah peradaban dalam bahasa Inggris disebut Civilization. Istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan. Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi.
Dengan batasan-batasan pengertian di atas maka istilah peradaban sering dipakai untuk hasil-hasil kebudayaan seperti: kesenian, ilmu pengetahuan dan teknologi, adat sopan santun serta pergaulan. Selain itu juga kepandaian menulis, organisasi bernegara serta masyarakat kota yang maju dan kompleks.
Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan, kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Tiap-tiap masyarakat atau bangsa di manapun selalu berkebudayaan, akan tetapi tidak semuanya telah memiliki peradaban yang tinggi.
Bangsa Amorit ( Babilonia )
Sekitar tahun 2000 SM bangsa Akkadia dikalahkan oleh bangsa Amorit. Selanjutnya mereka mendirikan kerjaan Babilonia yang pertama dengan ibukota di Babilon, pada tepi sungai Eufrat. Kerajaan Babilonia mencapai puncak kejayaannya di bawah Raja Hammurabi ( 1955-1912 SM )
Peradaban Mesopotamia diperkaya oleh bangsa Amorit, baik dalam sistem pemerintahan, perekonomian, kepercayaan, serta ilmu pengetahuan. Salah satu peninggalan penting dari bangsa Amorit adalah hukum Hammurabi. Codex Hammurabi. Kumpulan hukum yang berbentuk balok batu hitam itu ditemukan di Susa tahun 1901 dalam suatu ekspedisi yang dilakukan arkeolog Perancis di bawah pimpinan M de Morgan.
Pada bagian atas balok, yang kini ada di Museum Louvre, Paris, ada relief yang menggambarkan Raja Hammurabi dari Babilonia Kuno (1728-1686 SM) sedang menerima hukum dari Dewa Shamash, dewa Matahari yang juga menjadi dewa pelindung keadilan.
Raja Hammurabi terkenal sebagai pembuat Undang-undang. Menurut kepercayaan, undang-undang tersebut berasal dari pemberian Dewa Marduk. Seperti nampak pada gambar 3.17 di samping. Agar dapat dibaca oleh masyarakat, maka undang-undang itu dipahatkan pada tugu batu setinggi 8 kaki yang ditempatkan di tengah ibukota. Inti dari hukum Hammurabi adalah pembalasan, misalnya mata ganti mata, gigi ganti gigi.
Penerapan hukum itu sangat keras, contoh: “Jika seseorang melakukan pencurian di sebuah rumah, maka ia harus dibunuh dan dibakar di muka rumah tempat ia melakukan pencurian”. Dengan demikian keteraturan masyarakat tercapai karena ketaatan pada hukum.




Stella Hammurabi adalah tugu batu yang memuat undang-undang/hukum tertulis Hammurabi. Hammurabi merupakan raja Babilonia yang mempersatukan suku bangsa yang berbeda di Mesopotamia sekitar tahun1792 sampai 1750 BC, Gambar menunjukan ia sedang menerima undang-undang dari dewa matahari (Hery Santosa dan Tapip Bahtiar), .
Kebudayaan Bangsa Akkadia dan Sumeria tidak jauh berbeda. Bangsa Akkadia meniru kebudayaan Bangsa Sumeria yang lebih berkembang. Bahkan beberapa kebudayaan berakulturasi sehingga melahirkan Kebudayaan Sumer-Akkad.
Sekitar 1900 SM Bangsa Akkadia dikalahkan oleh Bangsa Amorit. Mereka mendirikan Kerajaan Babilonia dengan ibukota di Babilon. Kerajaan Babilonia mencapai puncak keemasannya pada masa pemerintahan Raja Hammurabi.


Codex Hammurabi
Salah satu peninggalan yang paling bernilai adalah Codex Hammurabi. Menurut kepercayaan mereka, Codex Hammurabi berisi hukum yang berasal dari pemberian Dewa Marduk-tuhan tertinggi. Agar senantiasa ditaati masyarakat, Codex Hammurabi yang merupakan peraturan tertulis pertama di dunia dipahat di balok batu hitam dan ditempatkan di tengah ibukota. Pembalasan yang menjadi inti Codex Hammurabi membuktikan bahwa sejak abad 18 sudah ada pemimpin yang memperlakukan anggota masyarakatnya dengan adil dan bijaksana demi tercapainya ketertiban masyarakat.
Setelah Hammurabi meninggal dunia, Bangsa Babilonia terpecah belah dan diruntuhkan oleh Bangsa Huthit/Hittit. Selanjutnya pada 1200 SM Mesopotamia dikuasai oleh Bangsa Assyria.

Assyria (±1200 SM)
Bangsa Assyria termasuk rumpun bangsa Semit. Mereka membangun kota Asshur dan Niniveh. Kota Niniveh yang terletak di tepi sungai Tigris dijadikan ibukota. Anda dapat melihat pada gambar peta di muka.
Pemerintahan bangsa Assyria bercorak militer. Bangsa Assyria digelari sebagai bangsa Roma dari Asia. Apa sebab muncul gelar tersebut? Karena seperti bangsa Romawi, bangsa Assyria merupakan penakluk daerah-daerah di sekitarnya sehingga berhasil membentuk imperium yang besar. Wilayah Assyria membentang dari teluk Persia sampai Laut Tengah. Mereka sangat ditakuti oleh bangsa lain karna pasukan infantri, kavaleri dan tentara dengan kereta perangnya sangat kuat.
Wilayah kerajaan dibagi menjadi beberapa propinsi dan setiap propinsi diperintah oleh gubernur yang bertanggungjawab kepada Raja. Untuk memperlancar hubungan antara ibukota dan daerah maka dibangunlah jalan raya yang bagus.
Selain kehidupannya yang bercorak militer, bangsa Assyria juga membangun negerinya menjadi sangat maju antara lain di bidang pendidikan. Salah seorang raja Assyria yang terkenal adalah Assurbanipal. Pada masa pemerintahannya ia meninggalkan 22000 buah lempengan tanah liat yang tersimpan di perpustakaan Niniveh. Lempengan (tablet-tablet) tersebut memuat tulisan tentang masalah keagamaan, sastra, pengobatan, matematika, ilmu pengetahuan alam, kamus dan sejarah.
Setelah berjuang bertahun-tahun melawan bangsa-bangsa yang ingin menguasai Mesopotamia, seperti bangsa Hithit, akkadia, Sumeria dan Babilonia akhirnya bangsa Assiria bisa mendirikan pemerintahan di daerah tersebut. Pusat kerajaan berada di Ninive, suatu tempat di tepi Sungai Tigris
Bangsa Assiria memrintah secara kasar dan kejam, dan mereka suka berperang dengan bangsa-bangsa di sekitarnya. Selama masa kekuasaannya mereka tidak banyak menciptakan kebudayaan yang khas, karena mereka banyak meniru kebudayaan bangsa Babilonia. Namun demikian, ilmu pengetahuan juga mengalami perkembangan, terutama dalam ilmu astronomi, astrologi, arsitektur, matematika, seni pahat dan seni patung.
Bangsa Assiria mengembangkan sistem pemerintahan diktator militer, sistem perekonomian agraris,serta kepercayaan politeisme.apa yang dilakukan bangsa Assiria ini tidak jauh berbeda dengan bangsa-bangsa yang perbah memerintah Mesopotamia sebelumnya. Pemerintahan Assiria runtuh setelah diserang oleh bangsa Khaldea dari Mesopotamia bagian selatan. Periode selanjutnya bangssa Khaldea yang berkuasa atas Mesopotamia tersebut. Bangsa Assyria berhasil membentuk imperium yang besar dengan menaklukkan bangsa-bangsa di sekitarnya sehingga digelari Bangsa Roma dari Asia. Pertahanan Bangsa Assyria yang bercorak militer dilihat dari pasukan infantri, kavaleri dan tentara yang banyak serta kereta perang yang sangat kuat.
Selain mengembangkan sistem pemerintahan diktator militer, Bangsa Assyria juga memajukan pendidikan dan pengetahuan. Assurbanipal, seorang Raja Assyria, membuat 22000 buah lempengan tanah liat yang memuat tulisan tentang hal keagamaan, sastra, pengobatan, matematika, ilmu pengetahuan alam, kamus dan sejarah. Lempengan-lempengan tersebut disimpan di perpustakaan Niniveh yang kini menjadi perpustakaan tertua di dunia.
 Tiglath-Pileser III memerintah sebagai raja Asyur 745-727 bc. Selama pemerintahannya ia memperpanjang kerajaan untuk memasukkan Suriah, Israel, Gaza, Dataran Tinggi Anatolia di zaman modern Turki, dan, Babel.

Ashurbanipal
Raja yang diwakili di sini dalam melayani, mengawasi perkembangan sastra dan seni selama pemerintahannya, 669-627 SM. Raja mengumpulkan suatu 25.000 tanah liat, kayu, dan lilin di perpustakaan di Niniwe. Perpustakaan diawetkan Assyro-Babilonia literatur dan kamus dikenal paling awal.



Relief ini lega Asiria, mungkin terbuat dari alabaster, fitur kayu pria pengiriman melalui laut. Sekitar 2500 tahun, itu adalah di Louvre di Paris, Perancis. Pada 612 SM, Bangsa Assyria hancur oleh serangan Bangsa Khaldea.

8.      Buatlah gambar/sket/boleh transfer copy salah satu penggambaran dewa di Mesopotamia.
DEWA MARDUK 



Marduk (ejaan Sumeria dari bahasa Akkadia: AMAR.UTU "sapi matahari"; Alkitab: Merodakh) adalah nama bahasa Babilonia untuk dewa dari Mesopotamia kuno dan dewa pelindung kota Babilonia. Ketika Babilonia menjadi pusat politik di lembah sungai Efrat pada masa pemerintahan Hammurabi (abad ke-18 SM), ia mulai menjadi dewa utama Babilonia. 

Dewa Bulan
Pada masa Nabi Ibrahim, agama politeisme menyebar di wilayah Mesopotamia. Sang Dewa Bulan , merupakan salah satu berhala yang paling penting. Orang-orang membuat patung dari tuhan-tuhan mereka dan menyembahnya. Di sebelah tampak patung Sin. Bentuk bulan sabit terlihat jelas pada dada patung tersebut. Zigurat, yang digunakan baik sebagai kuil dan tempat pengamatan bintang, merupakan bangunan yang dibuat dengan teknik paling maju pada masa itu. Bintang, bulan dan matahari menjadi objek utama penyembahan dan karenanya, langit merupakan hal sangat penting. Di sebelah kiri dan bawah adalah zigurat utama bangsa Mesopotamia.

9.      Jelaskan secara kronologis perkembangan seni rupa klasik sejak dari masa pertumbuhan, konsolidasi dan akulturasi atau integrasi dengan Budhistik India

Seni rupa Kerajaan Kushan adalah bahasan mengenai peninggalan seni rupa yang berkembang selama berkuasanya Kerajaan Kushan di daerah utara India. Seni Rupa dari daerah ini memperlihatkan kekayaan pengaruh luar yang masuk ke India melalui jalan politik dan perdagangan.
Kebanyakan karya dari masa ini terinspirasi oleh ajaran Buddha.
Kerajaan Kushan merupakan hasil persatuan bangsa-bangsa Indo-Eropa yang salah satu sukunya bernama Kushan, yang kemudian mendominasi suku lainnya dan membentuk persatuan baru dengan Kujula Kadphises sebagai pemimpinnya. Beberapa dari suku ini telah mendapat pengaruh hellenisme sejak penaklukan Alexander Agung sehingga bisa dimaklumi bahwa kebudayaan Kushan sendiri pun kemudian banyak mendapat pengaruh Yunani.
Wilayah kerajaan Kushan meliputi Tajikistan hingga Pakistan dan Afganistan, kemudian terus ke selatan sampai lembah Sungai Gangga.
Kushan mendapatkan kekuasaannya atas Gandhara seiring ekspansi ke arah selatan. Selanjutnya daerah ini menjadi pusat kesenian India yang terkenal dengan pengaruh gaya seni rupa hellenisme yang realistis.
Perekonomian kerajaan hidup bersandarkan kepada perdagangan sutra dan rempah ke Eropa dan emas dan karya seni ke Tiongkok. Untuk itu, banyak sekali pemimpin Kushan yang menciptakan uang logamnya sendiri sebagai alat tukar resmi, sehingga perkembangan koin-koin Kushan memberikan catatan sejarah tersendiri, terutama dalam seni rupa.
Walaupun dikenal sebagai bagian bagian dari sejarah seni rupa Buddha, sebenarnya Kerajaan Kushan juga memiliki bagian kepercayaan lain terhadap pendewaan, yaitu Zoroastrianisme yang merupakan pengaruh Persia.
Terdapat dua aliran besar yang dikenal dari periode Kushan, yaitu Gandhara dan Mathura. Kedua aliran ini terutama bisa ditelusuri dari karya seni patung.
Gaya Gandhara banyak mendapat pengaruh hellenisme. Hal ini bisa dilihat dengan mudah dari ciri lipatan kain yang teliti dan sikap tubuh yang luwes. Sementara gaya Mathura, walaupun selanjutnya juga mendapat pengaruh yang sama hingga akhirnya berkembang menjadi Gaya Ghupta, tetapi berangkat dari titik tolak seni rupa asli India, yang bisa ditelusuri dalam karya seni rupa Mahenjo Daro-Harappa.
Tetapi realisme di dalam gaya gandhara tidak bisa dijadikan patokan ciri seni rupa Kerajaan Kushan, mengingat ciri ini sudah ada jauh sebelumnya sebagai akibat penguasaan oleh Alexander Agung. Gaya Mathura berkembang lebih lanjut, sebagai akibat posisinya sebagai salah satu ibukota dari Kerajaan Kushan.
Karya seni pada periode ini dipengaruhi oleh kelahiran agama Kristen di Eropa. Buddha di India berubah dari Hinayana menjadi Mahayana yang bersifat luas, massal, dan humanistis. Akibatnya mudah sekali menemukan arsitektur tempat ibadah yang menekankan ibadah bersama daripada usaha pribadi menuju nirvana. Sebagai bukti lain, banyak sekali patung dewa-dewi dan dikenalkannya konsep Boddhisattva, individu yang baru mencapai tahap paling akhir sebelum Buddha.
Walaupun umumnya patung Gandhara bersifat humanis, namun beberapa patung dibuat dengan ukuran raksasa seperti patung Buddha di Bamiyan, Afghanistan yang memiliki tinggi 53 meter. Patung ini kini telah hancur akibat kebijakan iconoclaust yang diambil pemerintah Taliban, Afghanistan pada masa lalu.
Contoh bentuk humanis adalah patung Athena dari Gandhara setinggi 83 cm, mendekati postur manusia asli.
Gaya Mathura berciri sebaliknya, penuh dengan stilasi dengan ukuran tubuh kecil. Patung-patung ini banyak mewujudkan Yaksha dan Yakshi, roh spriritual dalam ajaran Buddha. Contohnya adalah patung-patung penguasa Kushan, antara lain Jayavarman dan Kanishka.
Dekatnya pengaruh seni rupa Kushan, dan kebanyakan seni rupa Buddha lainnya menyebabkan timbul klasifikasi gaya Greko-Buddha dalam perkembangan sejarah seni rupa India
Pengaruh seni rupa Kerajaan Kushan, terutama gaya Gandhara, bisa dilihat dari perkembangan pengaruh seni rupa Greko-Buddha, yang pada masa akhir keemasannya banyak mendapat kontribusi dari Kerajaan Kushan.
Seni rupa Greko-Buddha menyebar ke selatan India, seperti Kerajaan Shunga hingga Ghupta, Asia Tengah seperti Tarim Basin (XiangJiang) dan Baktria, Asia Timur seperti Tiongkok dan Jepang. Tetapi pengaruh paling besar adalah di Asia Tenggara seperti Indonesia yang bahkan mengadopsi tulisan, ajaran Mahayana, dan arsitektur dari gaya Greko-Buddha.
Pengaruh ini terutama terjadi akibat hubungan dagang dan sejarah penguasaan politik yang terjadi pada masa ekspansi Alexander Agung.


SUMBER

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment gak bayar kok