Sejarah Seni Rupa Timur
1. Latar belakang
peradaban timur ditinjau dari proses historis dan penciptaan budaya
Sejarah seni lukis China
Tiga ribu tahun lalu, Tiongkok telah mencapai kemajuan cukup
besar di bidang seni lukis. Dalam kitab-kitab kuno sudah terdapat catatan
tentang kegiatan seni lukis. Pada zaman dinasti Qin dan Han, 2000 tahun lebih
yang lalu, adalah masa awal imperium feodal dengan kekuasaan monarki. Selama
masa itu, seni lukis Tiongkok kebanykan adalah lukisan dinding untuk
mempropagandakan tata susila dan menyatakan penghargaan kepada pejabat yang
berjasa. Pada dinasti Han muncul lukisan pada kain sutera yang bergaya bebas,
tapi cenderung rapi dan indah, dengan hidup mengekspresikan kehidupan aktual,
sejarah serta tokoh-tokoh dalam dongeng. Pada zaman Tiga Kerajaan serta Jin
selatan dan utara seribu tahun lebih yang lalu adalah zaman perpecahan Tiongkok
dalam waktu panjang;namun masa
itu adalah tahap penting dalam sejarah seni lukis Tiongkok.
Kejayaan agama Budha telah menyebar-luaskan seni rupa agama Budha ke seluruh
Tiongkok.
Zaman dinasti Sui dan
Tang kuang lebih seribu tahun lalu adalah masa jaya masyarakat feodal, negara
bersatu, masyarakat relatif tentram , ekonomi berkembang, pertukaran ekonomi
dan budaya dengan luar negerei yang intensif telah menyediakan kesempatan baru
bagi perkembangan seni lukis, sehingga telah membuka situasi di mana seni lukis
mencapai masa jaya, dan muncul sejumlah pelukis terkenal yang berpengamh dalam
sejarah.
Tema seni lukis pada zaman dinasti Tang tetap mengutamakan
tokoh manusia, sedang lukisan pemandangan mencapai kemajuan yang nyata, lukisan
bunga dan burungjuga mulai berkembang.
Perkembangan seni lukis mengalamai pembahan besar pada zaman
dinasti-dinasti Yuan, Ming dan Qing antara 8 ratus tahun lalu sampai awal abad
ini. Lukisan cendekiawan mendapat perkembangan yang menonjol, tema lukisan
pemandangan bunga dan bumng mengambil porsi terbesar, sedang lukisan tokoh
manusia yang mencerminkan kehidupan sosial semakin mundur.
Menurut Ilham Khoiri (Kompas, 2007) pada era terdahulu, seni
rupa China identik dengan kaligrafi atau pemandangan alam yang digoreskan
dengan tinta di atas kertas tipis. Lima tahun belakangan, seni rupa kontemporer
“Negeri Tirai Bambu” itu melejit sebagai fenomena segar yang menggegerkan pasar
dunia.
Pencapaian seni rupa kontemporer negeri itu yang dirintis
oleh gerakan seni tahun 1985-1989, yang diistilahkan sebagai ’85 New Wave.
Panitia menyiapkan satu ruang khusus yang memajang catatan dan dokumentasi foto
tentang latar belakang dan kronologi gerakan seni tersebut.
Sejarah seni rupa kontemporer China punya latar belakang
panjang dan kompleks, seiring dengan perkembangan sosial-ekonomi-politik di
negeri itu. Di bawah kekuasaan Mao Zedong, China sekitar 1966-1976 adalah
negeri yang tertutup. Rakyat hidup dalam tekanan rezim yang kuat dan
memobilisasi massa untuk kepentingan politik pemerintah.
Revolusi Kebudayaan dan Tentara Merah menjadi alat efektif
untuk mengendalikan rakyat dalam pergulatan politik yang keras dan bisa
menggilas siapa saja. Saat itu, seni rupa hanya jadi alat propaganda untuk
menyuarakan kepentingan pemerintah dan Partai Komunis. Sosok Mao menjadi ikon
penting yang mewarnai lembaran-lembaran poster yang dibuat dengan corak
realisme sosialis.
Tahun 1976, Mao meninggal dunia, dan China kemudian
dikendalikan penguasa baru, Deng Xiaoping. Tahun 1979, Deng mulai menerapkan
kebijakan politik pintu terbuka. Modernisasi digencarkan dengan visi
meningkatkan ekonomi, membuka perdagangan dan investasi asing, dan
merancang negeri itu sebagai industri besar yang memproduksi
berbagai barang kebutuhan dunia.
Politik pintu terbuka awalnya masih belum benar-benar membukakan
kebebasan ekspresi bagi masyarakat, termasuk dalam seni rupa. Para seniman yang
tak betah dengan situasi menekan itu melancarkan gerakan seni tahun 1985-1990.
Selama lima tahun itu, lebih dari 1.000 seniman yang tergabung dalam 80-an
kelompok, membuat ratusan pameran dan karya eksperimental yang mendobrak pakem
lukisan tradisional China.
Tahun 1985, berlangsung banyak pameran pelukis muda di
berbagai tempat dengan menawarkan corak visual dan tema segar. Ada pameran
bersama The Progessive Chinese Youth Art, Hunan Art Group, The ’85 New Space,
dan The ’85 Graduates Works. Bermunculan ulasan seni di koran dan majalah yang
mencatat perkembangan seni rupa tahun itu sebagai gelombang ’85.
Sejumlah seniman di Guangzhou menciptakan instalasi,
performace art, dan theatrical art.
Tahun 1987, seniman Huang Yongping, membuat instalasi berjudul Reptil,
berupa beberapa gundukan besar berbentuk makam tradisional China. Makam itu
dibuat dari tumpukan kertas koran yang dihancurkan dengan mesin pencuci. Karya
ini bisa menyindir, rezim yang mati-
matian “mencuci” otak dan budaya masyarakat. Geng Jiangyi anggota Pond Society, melukis
wajah-wajah tertawa yang multitafsir. Wajah-wajah yang tertawa dalam lukisan
misalnya, merekam beragam ekspresi sekaligus: gembira, sedih, marah, atau
sinis. Gaya ini kemudian banyak memengaruhi pelukis-pelukis berikutnya.
Setahun kemudian, tahun 1988, Xu Bing membuat instalasi
menumpuk buku dan kertas yang dipenuhi tulisan. Ini juga sindiran atas situasi
rakyat China yang selama puluhan tahun dicekoki doktrin partai sekaligus
ditutup dari informasi dunia.
Inilah perhelatan yang mula-mula dikenal sebagai pameran
seni rupa kontemporer China. Pameran menjadi sangat politis, karena akhirnya
pemerintah menutup perhelatan yang dinilai berbahaya itu, dan kegiatan sebagian
seniman avant-garde dibatasi.
Dikekang di negeri sendiri, tiga seniman-Huang Yongping, Gu
Dexin, dan Yang Jiechang-malah diundang mengikuti pameran “Megicience de la
Tere” di Centre Pompidou di Paris, Prancis. Dobrakan ini berhasil mengenalkan
karya seni rupa baru China ke seluruh dunia. “Ada banyak seniman dan penciptaan
artistik di dunia, dan tak semuanya mengacu pada disiplin seni rupa Barat,”
begitu deklarasi pameran dengan kurator Jean-Hubbert Martin itu.
Para seniman China semakin terang-terangan mengangkat
perbincangan yang selama ini terpendam, seperti fungsi seni di masyarakat,
ketegangan budaya Timur-Barat, ekspresi seni yang merdeka, hingga mengkritik
kondisi sosial-politik dalam negeri. Corak realisme sosial yang memuja ajaran
Komunisme digantikan oleh berbagai pendekatan baru yang eksperimental dan
menawarkan pendekatan artistik segar.
Begitulah, gerakan
seni muncul sebagai kritik atas situasi sosial- politik yang represif selama
puluhan tahun. Demonstrasi yang diakhiri tewasnya ribuan mahasiswa di Lapangan
Tiananmen, Juni 1989, jadi titik balik yang menentukan. Pada masa berikutnya,
dunia makin penasaran dengan apa yang terjadi di China, termasuk dengan
pertumbuhan seni rupa kontemporernya.
“Gelombang baru 1985 menjadi penanda bagi tumbuhnya seni
rupa kontemporer China,” Gelombang ini
memang kemudian memicu perkembangan seni rupa China berikutnya, dan gaya
kontemporer jadi arus utama. Tahun 1990-an, muncul sejumlah pelukis yang
memperkuat gerakan kelompok seniman avant garde itu, seperti Fang Lijun, Yang
Shaobin, dan Yue Minjun. Karya mereka mengentalkan corak realisme-sinis yang
menertawakan situasi, atau realisme-traumatis yang membeberkan luka yang
dialami masyarakat yang tertindas.
2. Berbagai
peninggalan seni rupa india sekitar periode Dinasti Asoka pd th 250 SM sampai
dengan Dinasti Kusana pada tahun 100 SM
Menurut TSG. Mulya (1952: 15), perpindahan bangsa Arya ke
India berlangsung pada satu masa yang berabad-abad lamanya dapat juga
dibuktikan kalau dibandingkan syair-syair Weda yang tertua dengan yang
terkemudian. Penyelidikan ini menyatakan bahwa mula-mulanya sungai Indus
dianggap oleh orang Arya sebagai sungai yang keramat dan menjadi sumber dari
sekalian kebaikan bagi orang Arya. Bangsa Arya adalah bangsa yang berasal dari
Asia Barat.
India merupakan salah satu negara dengan perkembangan seni
dan arsitektur yang pesat. Setiap periode peradaban, pemerintahan, kepercayaan,
maupun wilayah memiliki perbedaan langgam arsitektur yang memperkaya karya seni
dan arsitektur India.
Perkembangan seni dan arsitektur India dimulai di lembah
sungai Indus, yaitu peradaban Harappa dan Mahenjodaro pada abad 2500 SM. Namun,
pada abad 1600 SM semua peninggalan peradaban Harappa dan Mahenjodaro mengalami
kehancuran. Pada abad 150 SM, arsitektur yang berkembang di India berupa
rumah-rumah vernakular, dengan material kayu.
a. Dinasti Ashoka
Masa kejayaan kerajaan maghada adalah pada mas pemerintahan
Asoka. Ashoka vardhana memerintah India (maghada) tahun 272-232 SM. Ashoka
mempunyai ketrampilan memimpin kerajaan yang luar biasa hebatnya. Masa Ashoka
yang menjadi titik sentral kekuatan kerajaan adalah angkatan perang. Dengan
kuatnya angkatan perang Maghada maka Maghada menjadi kerajaan yang disegani
kawan maupun lawan. Ashoka juga banyak menakulukan di daerah-daerah sekitar
India, seperti Gandara, Kabul, Jonas, Kamboja, Godavari, Krisna, Mysore, Supara
dan Girnar, dan daerah-daerah lainnya. Luas kerajaan Maghada saat itu melebihi
luas negara India pada saat sekarang.
Agama Buddha mencapai puncak kejayaannya pada zaman
kekuasaan Raja Asoka (273-232 SM) yang menetapkan agama Buddha sebagai agama
resmi negara. Tempat-tempat suci umat Buddha antara lain Bodh-Gaya, tempat
bersemedi Sidharta Gautama.
Selain banyak melakukan penaklukan, Ashoka juga banyak
meninggalkan jejak sejarah yang berbentuk tulisan yang kemudian menjadi sumber
sejarah yang cukup penting hingga sekarang. Banyak prasasti yang ditinggalkan
pada dinding-dinding dan tiang batu yang berisi tentang peristiwa,
undang-undang, pesan perdamaian, maupun ajaran dan pesan-pesan ashoka.
Pada masa Ashoka terdapat peristiwa besar yang sulit
dilupakan oleh para sejarawan. Peristiwa tersebutlah yang akhirnya merubah
haluan jalan hidup Ashoka dari penganut Hindu menjadi seorang yang memeluk
Agama Budha. Peristiwa tersebut adalah perang Kalingga. Menurut sumber yang
ada, Ashoka memipin sendiri perang tersebut. Sebanyak kurang lebih 100.000
nyawa orang Kalingga melayang dan dijadikan budak. Sedangkan masih banyak lagi
yang akhirnya mati karena kelaparan. Sejak saat ia berubah haluan, dan tidak
mau lagi memakai kekerasan dalam hidupnya. Ia mulai mementingkan Agama Budha
seperti yang telah disinggung sebelumnya.
Meskipun hanya sebagi Upasa (pengikiut atau penganut biasa)
saja, dia juga sudah menerapkan larangan berburu hewan, dan tidak boleh
menyembelih burung merak dan rusa. Dia juga berusaha menyiarkan hukum Dharma.
Salah satuinya adalah dengan mengangkat pegawai-pegawai tinggi yang dinamakan
Kepercayaan bangsa Arya didasarkan pada ajaran Veda, yang menjadi
awal munculnya agama Vedic dan dianut kaum Brahmana. Dari agama kuno inilah
kemudian agama Hindu muncul. Agama ini memuja tiga dewa utama yaitu Vishnu,
Brahma, dan Shiva. Pada zaman Vedic sendiri, masyarakat sudah diklasifikasi
menjadi empat kelas atau strata, yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra.
Klasifikasi tersebut didasarkan pada mata pencaharian masyarakat saat itu.
Agama Hindu dan Budha berkembang hampir secara bersamaan.
Penerapan pada bidang arsitektur dan seni muncul pada bangunan kuil. Teknologi
yang digunakan pertama kali adalah penggunaan material kayu, namun sayangnya
tidak ada peninggalan bangunan jenis tersebut karena sudah hancur termakan
waktu dan cuaca. Teknologi yang berkembang selanjutnya adalah membangun dengan
metode pahat batu (rock cut). Metode ini dilakukan dengan memahat sebongkah
besar batu ataupun mencoak gunung, sehingga hasil karya seni dan arsitekturnya
mirip seperti patung.
Metode pahat batu dibagi menjadi dua jenis, yang pertama
adalah dengan mencoak ke dalam sebuah gunung atau bukit sehingga menciptakan
ruang ke dalam. Yang kedua adalah dengan cara memahat sebongkah batu dan tidak
membuat ruang di dalamnya. Bentuk yang pertama lebih meruang daripada yang
kedua. Contoh kuil jenis yang pertama adalah kuil di Elaphanta dan Ellora.
Mamallapuram adalah contoh kuil yang dibangun dengan metode pahat batu jenis
kedua. Di kuil tersebut terdapat empat jenis ratha yang memiliki perbedaan pada
bentuk dan pahatannya. Kuil Kailasa di Ellora menggunakan gabungan kedua metode
tersebut.
Pada zaman-raja-raja
Maurya (322-184 SM), akibat pengaruh kebudayaan Achaemenid, Persia, tampak pula
pengaruh Hellenisme. Seniman-pada saat itu beralih dari bahan teracotta untuk
membuat bangunan dengan menggunakan bahan baru. Karya seni Rupa yang dihasilkan
pada zaman ini berupa stambha, yaitu tanda peringatan yang terbuat dari batu
(monolit). Stambha yang terkenal pada masa ini adalah stambha kepala singa yang
ditemukan di Sarnath, menunjukkan adanya pengaruh Persia. Bangunan lainnya
adalah stupa, merupakan tanda peringatan yang sangat penting dalam kesenian
Budhha. Pada mulanya stupa berfungsi untuk menyimpan abu jenazah dan
benda-benda suci. Ada dua macam stupa yang terkenal di India yaitu Stupa Barhut
dan Stupa Sanchi. Disamping tempat pemujaan, seni bangunan India juga mengenal
Wihara sebagai tempat para bhiksu dan tamu dari luar negeri atau sebagai tempat
pendidikan, dan Chaitya Graha, yaitu tempat pemujaan yang berisi stupa. Chatya
Graha ini seluruhnya dipahat pada bukit karang dengan teknik pahatan seperti
teknik pahatan kayu.
Seni patung dan seni lukis India berkembang lagi pada zaman
Raja-raja Kushana (500SM – 300M). Peninggalan pada zaman ini banyak ditemukan
didaerah Ghandara berupa lukisan-lukisan fresco. Seni patung pada zaman ini
mendapat pengaruh Yunani, karena daerah Ghandara merupakan daerah yang banyak
dilalui bangsa-bangsa asing. Patung Budha yang dihasilkan pada zaman ini sudah
berupa patung manusia dan bukan merupakan lambang-lambang seperti pada masa
sebelumnya di India Tengah. Seni rupa pada masa Kushana ini berkembang pula di
daerah Mathura (50-200 M), Amarawati (150-300 M) dan mencapai puncaknya pada
masa-raja-raja Gupta (300-600 SM).
3. Buatlah
gambar/sket/boleh transfer copy tentang monument stamba di india
4. Buatlah gambar/sket/boleh transfer copy
tentang relief budha avalokitesvara
5. Kepercayaan
pada bangsa mesir kuno terkait dengan visualisasi dewa-dewa polytheis dan
jelaskan pula mengapa terjadi pemusatan pada keluarga raja Pharao (firaun ) di
seluruh kedisnastian mesir kuno
Bangsa Mesir Kuno menyembah banyak Dewa dan belum menemukan
paham Ketuhanan Yang Maha Esa. Menurut kepercayaan Mesir Kuno, para Dewa
merupakan makhluk-makhluk yang lebih berkuasa daripada umat manusia dan
mengatur aspek-aspek kehidupan umat manusia. Mereka memberkati manusia,
melindungi manusia, menghukum manusia, dan mencabut ajal manusia. Dewa-Dewi
dalam kepercayaan bangsa Mesir Kuno merupakan penguasa setiap bagian dan unsur
alam. Para Dewa merupakan Tuhan tersendiri sesuai dengan kemahakuasaan yang
dimilikinya. Para Dewa yang menentukan nasib setiap orang.
Bangsa Mesir Kuno sangat memuliakan Dewa mereka.Tempat
memuja para Dewa dan sesuatu yang berkaitan dengan para Dewa (seperti kitab,
pusaka, dan kutukan) sangat dikeramatkan. Konon makam-makam para Raja dan
kuil-kuil Mesir dilindungi Dewa dan mengandung suatu kutukan bagi orang yang
berniat jahat. Pada zaman Mesir Kuno, Dewa yang banyak dipuja dan dianggap
sebagai Dewa tertinggi adalah Dewa matahari, Ra (Amon-Ra). Ia merupakan Dewa
yang banyak disembah di daratan Mesir. Kuil Abu Simbel didirikan untuk
memujanya. Setelah itu, Dewa yang banyak dipuja adalah Osiris, Dewa kehidupan
alam, penguasa akhirat. Selain itu, juga ada Anubis, Dewa kegelapan.
TERMINOLOGY: 1). Kita akan menggunakan terminology Egyption
Pose 1 & 2 utk menjelaskan bentuk relief dan patung, serta Egyptian Style
utk mengidentifikasi rupa. Mirip dgn terminology dlm Mesopotamian Art: a). Egyptian Pose 1 yg biasa muncul dalam
relief adalah figur manusia dgn lengan, wajah dan terutama pergelangan kaki
menghadap kesamping, yg secara anatomis tdk mungkin – b). Egyptian Pose 2
adalah bentuk patung raja2 setengah badan atau seluruh tubuh sedang duduk dgn posisi tangan kedepan atau merapat ke tubuh jika berdiri dgn tatapan
tenang kedepan dan berwibawa (cool, calm, collected). Beda dgn Mesopotamian Art
dgn gesture votive dan tatapan sovereignty ruler (pemimpin dgn kekuasaan besar)
– c).Egyptian style adalah bentuk cambang palsu yg dikenakan para raja, mahkota
menyerupai kepala ular mematuk dgn ujungnya ular kobra, symbol dewa matahari RA
2). HYPOSTYLE HALL: hall berukuran sangat besar di dalam
kompleks kuil yg tereltak sebelum kuil
utama (sanctuary)
3). PORTICO: pintu masuk berbentuk post & lintel dgn
dekorasi relief pada makam yg didirikan di lereng pegunungan batu (ROCK CUT
TOMB: menggantikan pyramid karena pencuri)
4). PYLON: pintu gerbang raksasa masuk ke kompleks kuil yg biasanya diiukuti dgn hall berdinding
relief ——–terminology lain akan didapat
dalam teks
II. EGYPT: Socio-Historical Context
Peradaban Mesir dapat
dibagi menjadi 3 Periode utama: Old,
Middle & New Kingdoms + 6 Periode
yg tdk menonjol + 2 periode
yg akan dibahas di bab lain, total 11 periode:
1). Pre Dynasty (4350 – 3150 SM) dgn penguasa “Scorpion
King” yg keberadaanya masih mitos dan Narmer yang menyatukan Mesir Atas
(Selatan) & Bawah (Utara). Pada masa akhir periode ini mulai bergeser
kearah unification dibawah satu penguasa dan munculnya dinasti dgn anggota
terdiri dari satu klan (Kronologi: family – clan – tribe – multi etnik).
Penguasa memproklamirkan diri memiliki kuasa supra-natural dan penduduk
mempercayainya utk melindungi mereka dari serangan penduduk luar dan malapetaka
kekeringan dan wabah penyakit. Jika penguasa gagal mengatasi hal tsb akan
tersingkir dan muncul penguasa baru yg lebih menjanjikan. Pada tahun ke 13
kekuasaannya, seorang penguasa akan mengadakan festival SED utk memperbarui
kekuatan supra-naturalnya. Narmer sering dimasukkan dalam periode Early Dynasty
2). Early Dynasty (3159 – 2700 SM) yg terdiri Dynasty I dgn 7 raja & Dynasty
2 dgn 8 raja yg berkuasa
3). Old Kingdom (2700 – 2190 SM): Dynasty 3 – 6, total 28
raja. Tokoh menonjol dalam periode ini, Imhotep yg merancang Priramid pertama
kali di Saqqara dan tabib pembuat ramuan balsam utk Mummy, Raja Djozer, Snefru,
Kafre, Menkaure dan Khufu yg mendirikan piramid paling awal di Saqqara, Dashur
& Giza
4). Periode First Intermediary ( 2190 – 2040 SM): Dynasty 7
– 10, total 6 raja pada dynasty 9 & 10 sedangkan nama raja2 pada dynasty 7
& 8 belum diketahui namanya. Merupakan masa dimana kekuasaan tuan tanah dan
kaum feudal makin besar menandingi kekuasaan raja2
5). Middle Kingdom (2040 – 1674 SM): Dynasty 11 – 14, total
17 raja. Tokoh yg menonjol Mentuhotep II, yg menyatukan kembali Mesir yg
sempat terpecah karena ulah para tuan
tanah dan kaum feudal. Inovasi seni memiliki tema lebih beragam: patung
bercorak naturalist, seni gelas FAIENCE, lukisan di makam dan arsitektur ROCK
CUT TOMB yg didirikan di lereng pegunungan batu dgn pintu masuk tunggal
berkonstruksi post & lintel, disebut PORTICO dgn relief & lukisan yg
lebih hidup dibandingkan Old Kingdom.
6). Periode Second Intermediary (1674 – 1552 SM): Dynasty 15
– 17, total 9 raja; Dynasty 15 – 16 dibawah kekuasaan bangsa Hyksos dari
Mediterranean Timur yg menguasai Mesir
Bawah dan memperkenalkan tehnik metallurgy sehingga peralatan, persenjataan dan
seni jauh lebih canggih
7). New Kingdom (1552 – 1069 SM): Dynasty 18 – 20, total 32
raja Tokoh yg menonjol Tuthmose III,
Ratu Hatshepsut, Akhenaten, Tutankhamun, Ramesis II. Terkenal dgn Amara
Revolution yg mengubah kepercayaan Mesir Kuno (Polytheism) yg sudah berlangsung
ribuan tahun ke Monotheism, menyembah kepada satu dewa ATEN. Seni arsitektur
berkembang lebih grandiose terutama pembangunan kuil Karnak, Luxor, Abu Simbel
dan kompleks makam di Valley of the Kings
* 8). Periode Third Intermediary (1069 – 715 SM) – 9). Periode Akhir (715 – 332 SM) – 10).Greco
– Roman & Christian Coptic 332 SM –
642 M (Macedonian – Ptolemaic – Roman – Byzantine) – 11). Islamic Egypt 639 M –
1798 M (Umayyad – Abbasid – Tulunid – Ikhshidid – Fatimid – Ayyubid – Mameluk –
Ottoman – Modern) akan dibicarakan kemudian
Imhotep (Imouthes): Para Kepala Menteri didewakan Djoser,
dan arsitek dari Piramida Langkah; di Periode Akhir dihormati sebagai dewa
belajar dan obat-obatan; digambarkan sebagai seorang pria duduk memegang
papirus yang terbuka; disamakan dengan orang-orang Yunani dengan Asklepios.
Isis: Isis dikenal
sebagai ibu ilahi, dan sebagai istri dari Osiris dan ibu dari Horus, Isis
adalah salah satu dari empat besar dewi pelindung (kulit kayu, Nephythes, dan
Hathor), menjaga peti mati dan kanopik stoples. Isis adalah kakak
animatedankh.gif (2641 bytes) dari Nephthys dengan siapa ia bertindak sebagai
ilahi berkabung untuk orang mati, dan ilahi yang diwakili oleh Ankh. Dalam
Periode Akhir Philae utamanya adalah kultus-pusat. Dia juga dikenal sebagai
Ratu Surga (mirip dengan Astarte), dan memerintah atas semua hal tentang
kehidupan, ibu, dan ilmu sihir. Dalam mitos asal-usul Re dan dunia, itu
tertulis bahwa dia menemukan nama Re oleh menawan ular berbisa menggigitnya.
Bit Re ular, dan Isis hanya bisa menyembuhkan dirinya dengan mengetahui Re nama
benar. Dengan mengetahui nama Re, ia kemudian memiliki kekuatan sama dengan dia
dan kemudian diberikan semua kekuatan magis-nya dan sejak itu dikenal sebagai
penyihir ilahi. Lain dari mitos Isian keprihatinan, baik Isis, Osiris, dan
Horus. Dalam mitos ini, Atur membunuh Osiris dan menceraiberaikan tubuhnya
dalam empat belas keping di seluruh dunia. Isis pergi untuk menemukan
potongan-potongan ini. Setelah ia menemukan semua peices, ia reassembles Osiris
dan dia datang kembali ke kehidupan untuk satu malam di mana anak mereka
conceives Isis, Horus. Osiris kemudian menjadi Lord of the Dead. Horus adalah
melahirkan dan bertekad untuk membalas kematian ayahnya dengan membunuh
Tetapkan. Isis dari saat itu hidup sebagai berkabung ilahi di bumi dan di
surga.
Khepri: Para kumbang scarab-dewa, yang diidentifikasi dengan
Re sebagai pencipta-dewa; sering direpresentasikan sebagai kumbang dalam
matahari .
Khnum: Ram-headed Elephantine dewa, dewa Katarak-daerah;
diperkirakan telah dibentuk pria di atas roda tembikar.
Khons: dewa bulan, digambarkan sebagai seorang laki-laki;
dengan Amun dan Mut sebagai ayah dan ibu, membentuk Theba triad.
Maat: Dewi kebenaran, benar, dan tertib melakukan;
digambarkan sebagai seorang wanita dengan bulu burung unta di kepalanya.
Dikatakan bahwa dalam penghakiman orang mati ia memegang timbangan yang
beratnya hati manusia.
Horus adalah salah satu yang paling tua dan paling penting
para dewa dalam agama Mesir Kuno yang dipuja dari setidaknya akhir periode
Predinastik melalui Yunani-Romawi kali.
Berbagai bentuk Horuses dicatat dalam sejarah dan ini
berbeda diperlakukan sebagai dewa oleh Mesir Kuno. ini berbagai bentuk yang
mungkin akan berbeda persepsi yang sama dewa berlapis-lapis di mana
atribut-atribut tertentu atau hubungan sinkretis ditekankan, tidak harus dalam
oposisi tetapi saling melengkapi satu sama lain, konsisten dengan cara bangsa
Mesir Kuno memandang berbagai aspek dari realitas. bentuk tercatat paling awal
adalah Horus Falcon yang merupakan dewa pelindung Nekhen di Mesir Hulu dan yang
pertama yang diketahui dewa nasional, khususnya berhubungan dengan raja yang
pada waktunya menjadi dianggap sebagai manifestasi dari Horus dalam hidup dan
Osiris dalam kematian. yang paling sering dijumpai hubungan keluarga
menggambarkan Horus sebagai putra dari Isis dan Osiris tetapi dalam tradisi
lain Hathor dianggap sebagai ibu dan kadang-kadang sebagai istrinya. Horus
melayani berbagai fungsi dalam jajaran Mesir, terutama karena dewa langit dan
dewa perang.
Badan Pharaoh/Fir'aun yang telah menjadi korban, akan
diselamatkan sebagai pertanda bagi orang yang datang kemudian. Piramid-piramid
raksasa, kuil-kuil raksasa, tiang-tiang obelisk dan Spinx, semua itu cuma saksi
bisu yang tiada bisa bercerita apapun kepada manusia, apalagi akan menjumpai
dan menyaksikan batang tubuh Pharaoh masa itu.
Dalam abad ke-19 dengan kunci batu-Rosetta, yang pada
akhirnya berhasil diterjemahkan
huruf-huruf Demotik dan Hiroglipik pada batu-Rosetta itu oleh Jean Francois
Champollion (1790-1832 M), maka coretan-coretan cakar ayam pada dinding-dinding
Pyramid, dinding-dinding kuil dan
tiang-tiang obelisk, mulai bercerita tentang masa silam.
Jika menjelang abad ke-19 pengetahuan manusia tentang
sejarah cuma sampai abad ke-4 sebelum
Masehi, maka sejak abad ke-19 pengetahuan sejarah telah menjangkau masa tiga
puluh abad sebelum masehi.
Tetapi jasad Pharaoh dari setiap dinasti, yang dikisahkan
sedemikian rupa oleh tiang-tiang obelisk
dan dinding-dinding piramid belum juga dijumpai.
Expedisi berbagai bangsa bagaikan kena rangsang untuk mengerahkan
kegiatan dan pembiayaan untuk menemukannya. Pada tanggal 6
Juli 1879
terjadilah apa yang dipandang 'peristiwa terbesar' bagi
dunia sejarah.
The Historian's History of The World vol.1 edisi 1926, dalam
puluhan
halamannya melukiskan peristiwa terbesar itu dengan sangat
indahnya dan
panjang lebar.
Ir. Muhammad Ahmad Abdar-Rasul, seorang Arkeolog Mesir yang
mengabdikan hidupnya untuk melakukan riset tanpa jemu-jemunya, telah berhasil
pada akhirnya memberikan petunjuk kepada ekspedisi ilmiah Jerman - Mesir yang berada dibawah pimpinan Messrs, Emil
Brugsch dan Ahmad Effendi Kamal itu, yaitu sebuah lubang kecil yang terletak
tinggi pada dinding batu karang di 'lembah raja' (Valley of Kings) dalam
wilayah Mesir atas.
Dengan peralatan dan tenaga manusia yang dipersiapkan
sedemikian rupa pada tanggal 6 Juli 1879
dilakukan penerobosan kedalam relung sempit yang berceruk-ceruk dan
berliku-liku itu, dan pada suatu ruangan besar yang terletak jauh disebelah
dalam dijumpailah sekian puluh mummi dari
para Pharaoh, termasuk mummi Rhamses II (Fir'aun) yang hidup pada masa
Nabi Musa as, yaitu Pharaoh terbesar dan teragung dalam sejarah dinasti-dinasti
Pharaoh ditanah Mesir.
Buku sejarah terbesar yang puluhan jilid tebalnya terbitan
'Encyclopedia Britannica Inc' menyimpulkan penemuan terbesar itu pada halaman
155 dengan kalimat :
"Tiada sesuatupun didalam penemuan baru yang lebih
menggemparkan dan mendadak yang membawa dunia kuno kepada dunia sekarang ini
daripada penemuan jenasah yang
sesungguhnya dari Pharaoh-pharaoh dalam bentuk daging dan darah, yang
dipersiapkan untuk kita secara menakjubkan
sekali oleh kepintaran luar biasa dari ahli rempah-rempah yang
membalutnya. Penemuan itu telah menutup jurang antara masa purba dengan masa
baru bagai pancaran kilat malam hari dari balik mendung keatas
bumi.
Karya seni Mesir pada umumnya conceptual dan stylistic dgn
karakteristik consistency, continuity,
conservative & inflexible to change. Terutama bila membuat patung atau
relief raja atau keluarga bangsawan.
Tidak banyak variant dan harus stick pada “pakem” nya. Beda halnya jika membuat
patung atau relief orang biasa, mereka lebih bebas mendekati naturalist. Pada
Old Kingdom para pengrajin menggunakan CANON PROPORTION yaitu satuan ukuran
(biasanya telapak tangan yg direntangkan) dan skala perbandingan yg baku, misal
dari ujung kepala ke tapak kaki, tingginya 18 kali rentangan jari tangan. Tidak ada karya seni bercorak khas yg
mudah dikenali sekuat Mesir. Hanya seni China yg dapat menandinginya. Hal itu
tdk hanya oleh penggunaan Canon Proportion pada berbagai seni tapi sikap
Conservatism yg dipegang erat oleh penguasa dan penduduknya, terutama bila
menciptakan patung atau relief raja yg adalah dewa. Salah satu contoh akibat
conservatism adalah inovasi Firaun Akhenaton dalam Amarna Revolution yg
berakhir dgn dikembalikan ke bentuk semula oleh Tutankhamon dan seni Amarna
banyak dihancurkan, termasuk ibukotanya yg kini menjadi “The Lost City.” Tidak
berarti seni Mesir kurang inovatif dan wilayahnya tdk pernah diserang oleh
bangsa luar, tapi konsistensi dgn canon dan conservatism yg membuat seni Mesir
memiliki bentuk serupa.
EGYPTIAN ARTS:
ceramics, sculpture, relief, faience,
architecture
Pre Dynasty Arts: Seni yg berkembang pada periode ini mirip
dgn peradaban lain, yaitu keramik berupa
patung wanita dan jambangan bermotif serta relief pada batu atau gading.
JAMBANGAN HIERAKONPOLIS:
Pra Dinasti 3500 – 3400 SM –
Keramik – 17,5 x 20,9 cm – Abstrak. Bermotif garis zigzag dibagian mulut
jambangan yg menggambarkan sungai Nil. Dibagian tengah laki2 & perempuan
sedang berperahu mengarungi sungai kehidupan dan kematian. Daun palm di pinggir
menyiratkan arah angin yg membawa kapal tsb
Fragment Painting Gebilin Dinasti Awal 3200 SM. Kehidupan di sepanjang sungai Nil. Image
mengambang seperti Pre-History painting. Tapi subyek manusia dan kegiatannya
berbeda dgn Pre-History painting
Early Dynasty Arts: NARMER/ Menes (3150 – 3125 SM) dari
Mesir Atas pd thn 3150 SM berhasil
menyatukan Mesir Atas & Bawah menjadi satu
wilayah kekuasaannya.
PALETTE NARMER ditemukan di Hierakonpolis merupakan
lempengan batu tulis dipahat dlm bentuk bas relief. Merupakan image field
diatas groundline. Nama Narmer muncul dibagian atas dalam bentuk Pictograph:
ikan (NAR) dan tatah (MER). Dua kepala banteng adalah dewa pelindung HATHOR.
Palete tsb digunakan utk eyeshadow melindungi dari sengatan matahari atau
mencegah infeksi. Banyak palet make up serupa yg ditemukan berukuran lebih
besar dgn motif binatang, burung, manusia.
RELIEF. Relief mesir kuno ada yang dalam dan ada pula yang
rendah. Kadang-kadang diberi warna atau ditambah keterangan atau cerita dalam
huruf hieroglif. Relief dipahatkan pada makam dan kuil.
SENI LUKIS . Sebagai media seni lukis adalah papyrus. Fungsi
lukisan terutama adalah untuk kelengkapan upacara kematian atau upacara agama.
Seperti halnya relief, lukisan mesir kuno juga tidak mengenal perspektif.
Bentuk manusianya sebagian tampak dari depan dan sebagian lagi tampak dari
samping, serta tidak memakai bayangan.
Laki-laki dilukis dengan warna merah kecoklatan, sedangkan
wanita dilukiskan dengan warna kuning. Muka kelihatan dari samping sementara
badan menghadap ke muka. Gambaran ini menggambarkan ekspresi hasil pemikiran,
bukan gambaran yang sebenarnya.
Perubahan dalam seni lukis mesir kuno terjadi ketika
Hellenisme masuk ke mesir. Lukisan yang telah mendapat pengaruh hellenisme
dinamakan lukisan fayum menurut tempat penemuannya.
Lukisan-lukisan yang didominasi oleh profil-profil manusia
ini, memiliki ciri yang amat khas dalam penggambarannya. Kedua tangan memiliki
sisi yang sama dengan panjang jari yang sama, dada menghadap ke depan, namun
kedua kaki dan kepala menghadap ke samping, serta profil mata yang digambar
dengan perspektif depan. Gaya seni lukis ini tentu saja tidak menggambarkan
perspektif manusia yang tepat. Seniman Mesir tampaknya berusaha menggambar
profil tubuh manusia sejelas-jelasnya sehingga harus menggabungkan berbagai
perspektif fitur tubuh dalam satu profil lukis. Selama 3000 tahun ke depan,
para seniman seni lukis Mesir kuno tetap mempertahankan gaya seni lukis ini.
Gaya seni lukis bangsa Mesir kuno sepert ini ditemukan pada
makam seorang pendeta bernama Ramose. Adik Ramose adalah seorang kepala seniman
bagi Firaun. Sebelum kematian Ramose, adiknya menghiasi makam dengan berbagai
lukisan dan relief yang indah. Sebelum karya itu berhasil diselesaikan, Firaun
meninggal, sehingga Ramose kehilangan pekerjaannya. Lukisan yang dipersiapkan
untuk menghiasi makamnya kelak pun, terhenti dan tidak selesai. Dari sinilah
terlihat, di sepanjang dinding lukis yang belum selesai, terdapat garis-garis
halus berwarna merah yang membentuk sebuah pola kotak-kotak simetris.
Arkeolog pun mencocokkan profil manusia dalam
lukisan-lukisan Mesir lainnya, dengan kotak-kotak simetris yang terdapat pada
dinding lukis yang belum selesai. Ternyata setiap profil lukisan yang ada
memiliki ukuran yang sama dari berbagai skala. Ukuran untuk mata, kepala,
tungkai kaki, tinggi tubuh, tangan dan seterusnya. Kotak ukur untuk
masing-masing bagian tubuh inilah yang menyebabkan profil manusia pada lukisan
Mesir tidak dapat dibuat dengan perspektif realistis.
Karya-karya seni lukis ini merupakan salah satu perwujudan
obsesi bangsa Mesir akan konsistensi dan keteraturan. Nilai budaya inilah yang
selama berabad-abad membuat lukisan dinding bangsa Mesir memiliki pola yang
sama.
6. Gambar/sket/
transfer copy penggambaran secara antroformophik salah satu dewa di mesir
7. Peradaban
Mesopotamia pada masa kejayaan raja Hamurabi di Babilonia, dan raja
Assurbanipal di asiria berdasarkan dengan peninggalan seni rupanya.
Istilah peradaban dalam bahasa Inggris disebut Civilization.
Istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita
terhadap perkembangan kebudayaan. Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai
puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi,
sopan, luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut
dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi.
Dengan batasan-batasan pengertian di atas maka istilah
peradaban sering dipakai untuk hasil-hasil kebudayaan seperti: kesenian, ilmu
pengetahuan dan teknologi, adat sopan santun serta pergaulan. Selain itu juga
kepandaian menulis, organisasi bernegara serta masyarakat kota yang maju dan
kompleks.
Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi
oleh faktor pendidikan, kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Tiap-tiap
masyarakat atau bangsa di manapun selalu berkebudayaan, akan tetapi tidak
semuanya telah memiliki peradaban yang tinggi.
Bangsa Amorit ( Babilonia )
Sekitar tahun 2000 SM bangsa Akkadia dikalahkan oleh bangsa
Amorit. Selanjutnya mereka mendirikan kerjaan Babilonia yang pertama dengan
ibukota di Babilon, pada tepi sungai Eufrat. Kerajaan Babilonia mencapai puncak
kejayaannya di bawah Raja Hammurabi ( 1955-1912 SM )
Peradaban Mesopotamia diperkaya oleh bangsa Amorit, baik
dalam sistem pemerintahan, perekonomian, kepercayaan, serta ilmu pengetahuan.
Salah satu peninggalan penting dari bangsa Amorit adalah hukum Hammurabi. Codex
Hammurabi. Kumpulan hukum yang berbentuk balok batu hitam itu ditemukan di Susa
tahun 1901 dalam suatu ekspedisi yang dilakukan arkeolog Perancis di bawah
pimpinan M de Morgan.
Pada bagian atas balok, yang kini ada di Museum Louvre,
Paris, ada relief yang menggambarkan Raja Hammurabi dari Babilonia Kuno
(1728-1686 SM) sedang menerima hukum dari Dewa Shamash, dewa Matahari yang juga
menjadi dewa pelindung keadilan.
Raja Hammurabi terkenal sebagai pembuat Undang-undang.
Menurut kepercayaan, undang-undang tersebut berasal dari pemberian Dewa Marduk.
Seperti nampak pada gambar 3.17 di samping. Agar dapat dibaca oleh masyarakat,
maka undang-undang itu dipahatkan pada tugu batu setinggi 8 kaki yang
ditempatkan di tengah ibukota. Inti dari hukum Hammurabi adalah pembalasan,
misalnya mata ganti mata, gigi ganti gigi.
Penerapan hukum itu sangat keras, contoh: “Jika seseorang
melakukan pencurian di sebuah rumah, maka ia harus dibunuh dan dibakar di muka
rumah tempat ia melakukan pencurian”. Dengan demikian keteraturan masyarakat
tercapai karena ketaatan pada hukum.
Stella Hammurabi adalah tugu batu yang memuat
undang-undang/hukum tertulis Hammurabi. Hammurabi merupakan raja Babilonia yang
mempersatukan suku bangsa yang berbeda di Mesopotamia sekitar tahun1792 sampai
1750 BC, Gambar menunjukan ia sedang menerima undang-undang dari dewa matahari
(Hery Santosa dan Tapip Bahtiar), .
Kebudayaan Bangsa Akkadia dan Sumeria tidak jauh berbeda.
Bangsa Akkadia meniru kebudayaan Bangsa Sumeria yang lebih berkembang. Bahkan
beberapa kebudayaan berakulturasi sehingga melahirkan Kebudayaan Sumer-Akkad.
Sekitar 1900 SM Bangsa Akkadia dikalahkan oleh Bangsa
Amorit. Mereka mendirikan Kerajaan Babilonia dengan ibukota di Babilon.
Kerajaan Babilonia mencapai puncak keemasannya pada masa pemerintahan Raja
Hammurabi.
Codex Hammurabi
Salah satu peninggalan yang paling bernilai adalah Codex
Hammurabi. Menurut kepercayaan mereka, Codex Hammurabi berisi hukum yang
berasal dari pemberian Dewa Marduk-tuhan tertinggi. Agar senantiasa ditaati
masyarakat, Codex Hammurabi yang merupakan peraturan tertulis pertama di dunia
dipahat di balok batu hitam dan ditempatkan di tengah ibukota. Pembalasan yang
menjadi inti Codex Hammurabi membuktikan bahwa sejak abad 18 sudah ada pemimpin
yang memperlakukan anggota masyarakatnya dengan adil dan bijaksana demi tercapainya
ketertiban masyarakat.
Setelah Hammurabi meninggal dunia, Bangsa Babilonia terpecah
belah dan diruntuhkan oleh Bangsa Huthit/Hittit. Selanjutnya pada 1200 SM
Mesopotamia dikuasai oleh Bangsa Assyria.
Assyria (±1200 SM)
Bangsa Assyria termasuk rumpun bangsa Semit. Mereka
membangun kota Asshur dan Niniveh. Kota Niniveh yang terletak di tepi sungai
Tigris dijadikan ibukota. Anda dapat melihat pada gambar peta di muka.
Pemerintahan bangsa Assyria bercorak militer. Bangsa Assyria
digelari sebagai bangsa Roma dari Asia. Apa sebab muncul gelar tersebut? Karena
seperti bangsa Romawi, bangsa Assyria merupakan penakluk daerah-daerah di
sekitarnya sehingga berhasil membentuk imperium yang besar. Wilayah Assyria
membentang dari teluk Persia sampai Laut Tengah. Mereka sangat ditakuti oleh
bangsa lain karna pasukan infantri, kavaleri dan tentara dengan kereta
perangnya sangat kuat.
Wilayah kerajaan dibagi menjadi beberapa propinsi dan setiap
propinsi diperintah oleh gubernur yang bertanggungjawab kepada Raja. Untuk
memperlancar hubungan antara ibukota dan daerah maka dibangunlah jalan raya
yang bagus.
Selain kehidupannya yang bercorak militer, bangsa Assyria
juga membangun negerinya menjadi sangat maju antara lain di bidang pendidikan.
Salah seorang raja Assyria yang terkenal adalah Assurbanipal. Pada masa
pemerintahannya ia meninggalkan 22000 buah lempengan tanah liat yang tersimpan
di perpustakaan Niniveh. Lempengan (tablet-tablet) tersebut memuat tulisan
tentang masalah keagamaan, sastra, pengobatan, matematika, ilmu pengetahuan
alam, kamus dan sejarah.
Setelah berjuang bertahun-tahun melawan bangsa-bangsa yang
ingin menguasai Mesopotamia, seperti bangsa Hithit, akkadia, Sumeria dan
Babilonia akhirnya bangsa Assiria bisa mendirikan pemerintahan di daerah
tersebut. Pusat kerajaan berada di Ninive, suatu tempat di tepi Sungai Tigris
Bangsa Assiria memrintah secara kasar dan kejam, dan mereka
suka berperang dengan bangsa-bangsa di sekitarnya. Selama masa kekuasaannya
mereka tidak banyak menciptakan kebudayaan yang khas, karena mereka banyak
meniru kebudayaan bangsa Babilonia. Namun demikian, ilmu pengetahuan juga
mengalami perkembangan, terutama dalam ilmu astronomi, astrologi, arsitektur,
matematika, seni pahat dan seni patung.
Bangsa Assiria mengembangkan sistem pemerintahan diktator
militer, sistem perekonomian agraris,serta kepercayaan politeisme.apa yang
dilakukan bangsa Assiria ini tidak jauh berbeda dengan bangsa-bangsa yang
perbah memerintah Mesopotamia sebelumnya. Pemerintahan Assiria runtuh setelah
diserang oleh bangsa Khaldea dari Mesopotamia bagian selatan. Periode
selanjutnya bangssa Khaldea yang berkuasa atas Mesopotamia tersebut. Bangsa
Assyria berhasil membentuk imperium yang besar dengan menaklukkan bangsa-bangsa
di sekitarnya sehingga digelari Bangsa Roma dari Asia. Pertahanan Bangsa
Assyria yang bercorak militer dilihat dari pasukan infantri, kavaleri dan
tentara yang banyak serta kereta perang yang sangat kuat.
Selain mengembangkan sistem pemerintahan diktator militer,
Bangsa Assyria juga memajukan pendidikan dan pengetahuan. Assurbanipal, seorang
Raja Assyria, membuat 22000 buah lempengan tanah liat yang memuat tulisan
tentang hal keagamaan, sastra, pengobatan, matematika, ilmu pengetahuan alam,
kamus dan sejarah. Lempengan-lempengan tersebut disimpan di perpustakaan
Niniveh yang kini menjadi perpustakaan tertua di dunia.
Tiglath-Pileser III
memerintah sebagai raja Asyur 745-727 bc. Selama pemerintahannya ia
memperpanjang kerajaan untuk memasukkan Suriah, Israel, Gaza, Dataran Tinggi
Anatolia di zaman modern Turki, dan, Babel.
Ashurbanipal
Raja yang diwakili di sini dalam melayani, mengawasi
perkembangan sastra dan seni selama pemerintahannya, 669-627 SM. Raja
mengumpulkan suatu 25.000 tanah liat, kayu, dan lilin di perpustakaan di
Niniwe. Perpustakaan diawetkan Assyro-Babilonia literatur dan kamus dikenal
paling awal.
Relief ini lega Asiria, mungkin terbuat dari alabaster,
fitur kayu pria pengiriman melalui laut. Sekitar 2500 tahun, itu adalah di
Louvre di Paris, Perancis. Pada 612 SM, Bangsa Assyria hancur oleh serangan
Bangsa Khaldea.
8. Buatlah
gambar/sket/boleh transfer copy salah satu penggambaran dewa di Mesopotamia.
DEWA MARDUK
Marduk (ejaan Sumeria dari bahasa Akkadia: AMAR.UTU
"sapi matahari"; Alkitab: Merodakh) adalah nama bahasa Babilonia
untuk dewa dari Mesopotamia kuno dan dewa pelindung kota Babilonia. Ketika
Babilonia menjadi pusat politik di lembah sungai Efrat pada masa pemerintahan
Hammurabi (abad ke-18 SM), ia mulai menjadi dewa utama Babilonia.
Dewa Bulan
Pada masa Nabi Ibrahim, agama politeisme menyebar di wilayah
Mesopotamia. Sang Dewa Bulan , merupakan salah satu berhala yang paling
penting. Orang-orang membuat patung dari tuhan-tuhan mereka dan menyembahnya.
Di sebelah tampak patung Sin. Bentuk bulan sabit terlihat jelas pada dada
patung tersebut. Zigurat, yang digunakan baik sebagai kuil dan tempat
pengamatan bintang, merupakan bangunan yang dibuat dengan teknik paling maju
pada masa itu. Bintang, bulan dan matahari menjadi objek utama penyembahan dan
karenanya, langit merupakan hal sangat penting. Di sebelah kiri dan bawah
adalah zigurat utama bangsa Mesopotamia.
9. Jelaskan
secara kronologis perkembangan seni rupa klasik sejak dari masa pertumbuhan,
konsolidasi dan akulturasi atau integrasi dengan Budhistik India
Seni rupa Kerajaan Kushan adalah bahasan mengenai
peninggalan seni rupa yang berkembang selama berkuasanya Kerajaan Kushan di
daerah utara India. Seni Rupa dari daerah ini memperlihatkan kekayaan pengaruh
luar yang masuk ke India melalui jalan politik dan perdagangan.
Kebanyakan karya dari masa ini terinspirasi oleh ajaran Buddha.
Kerajaan Kushan merupakan hasil persatuan bangsa-bangsa
Indo-Eropa yang salah satu sukunya bernama Kushan, yang kemudian mendominasi
suku lainnya dan membentuk persatuan baru dengan Kujula Kadphises sebagai
pemimpinnya. Beberapa dari suku ini telah mendapat pengaruh hellenisme sejak
penaklukan Alexander Agung sehingga bisa dimaklumi bahwa kebudayaan Kushan
sendiri pun kemudian banyak mendapat pengaruh Yunani.
Wilayah kerajaan Kushan meliputi Tajikistan hingga Pakistan
dan Afganistan, kemudian terus ke selatan sampai lembah Sungai Gangga.
Kushan mendapatkan kekuasaannya atas Gandhara seiring
ekspansi ke arah selatan. Selanjutnya daerah ini menjadi pusat kesenian India
yang terkenal dengan pengaruh gaya seni rupa hellenisme yang realistis.
Perekonomian kerajaan hidup bersandarkan kepada perdagangan
sutra dan rempah ke Eropa dan emas dan karya seni ke Tiongkok. Untuk itu,
banyak sekali pemimpin Kushan yang menciptakan uang logamnya sendiri sebagai
alat tukar resmi, sehingga perkembangan koin-koin Kushan memberikan catatan
sejarah tersendiri, terutama dalam seni rupa.
Walaupun dikenal sebagai bagian bagian dari sejarah seni
rupa Buddha, sebenarnya Kerajaan Kushan juga memiliki bagian kepercayaan lain
terhadap pendewaan, yaitu Zoroastrianisme yang merupakan pengaruh Persia.
Terdapat dua aliran besar yang dikenal dari periode Kushan,
yaitu Gandhara dan Mathura. Kedua aliran ini terutama bisa ditelusuri dari
karya seni patung.
Gaya Gandhara banyak mendapat pengaruh hellenisme. Hal ini
bisa dilihat dengan mudah dari ciri lipatan kain yang teliti dan sikap tubuh
yang luwes. Sementara gaya Mathura, walaupun selanjutnya juga mendapat pengaruh
yang sama hingga akhirnya berkembang menjadi Gaya Ghupta, tetapi berangkat dari
titik tolak seni rupa asli India, yang bisa ditelusuri dalam karya seni rupa
Mahenjo Daro-Harappa.
Tetapi realisme di dalam gaya gandhara tidak bisa dijadikan
patokan ciri seni rupa Kerajaan Kushan, mengingat ciri ini sudah ada jauh
sebelumnya sebagai akibat penguasaan oleh Alexander Agung. Gaya Mathura
berkembang lebih lanjut, sebagai akibat posisinya sebagai salah satu ibukota
dari Kerajaan Kushan.
Karya seni pada periode ini dipengaruhi oleh kelahiran agama
Kristen di Eropa. Buddha di India berubah dari Hinayana menjadi Mahayana yang
bersifat luas, massal, dan humanistis. Akibatnya mudah sekali menemukan
arsitektur tempat ibadah yang menekankan ibadah bersama daripada usaha pribadi
menuju nirvana. Sebagai bukti lain, banyak sekali patung dewa-dewi dan
dikenalkannya konsep Boddhisattva, individu yang baru mencapai tahap paling
akhir sebelum Buddha.
Walaupun umumnya patung Gandhara bersifat humanis, namun
beberapa patung dibuat dengan ukuran raksasa seperti patung Buddha di Bamiyan,
Afghanistan yang memiliki tinggi 53 meter. Patung ini kini telah hancur akibat
kebijakan iconoclaust yang diambil pemerintah Taliban, Afghanistan pada masa
lalu.
Contoh bentuk humanis adalah patung Athena dari Gandhara
setinggi 83 cm, mendekati postur manusia asli.
Gaya Mathura berciri sebaliknya, penuh dengan stilasi dengan
ukuran tubuh kecil. Patung-patung ini banyak mewujudkan Yaksha dan Yakshi, roh
spriritual dalam ajaran Buddha. Contohnya adalah patung-patung penguasa Kushan,
antara lain Jayavarman dan Kanishka.
Dekatnya pengaruh seni rupa Kushan, dan kebanyakan seni rupa
Buddha lainnya menyebabkan timbul klasifikasi gaya Greko-Buddha dalam
perkembangan sejarah seni rupa India
Pengaruh seni rupa Kerajaan Kushan, terutama gaya Gandhara,
bisa dilihat dari perkembangan pengaruh seni rupa Greko-Buddha, yang pada masa
akhir keemasannya banyak mendapat kontribusi dari Kerajaan Kushan.
Seni rupa Greko-Buddha menyebar ke selatan India, seperti
Kerajaan Shunga hingga Ghupta, Asia Tengah seperti Tarim Basin (XiangJiang) dan
Baktria, Asia Timur seperti Tiongkok dan Jepang. Tetapi pengaruh paling besar
adalah di Asia Tenggara seperti Indonesia yang bahkan mengadopsi tulisan,
ajaran Mahayana, dan arsitektur dari gaya Greko-Buddha.
Pengaruh ini terutama terjadi akibat hubungan dagang dan
sejarah penguasaan politik yang terjadi pada masa ekspansi Alexander Agung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar