Halaman

Sabtu, 25 Mei 2013

The Cinematic Lana Del Rey



Ketika diminta untuk mendeskripsikan musiknya dalam satu kata, Lana Del Rey tidak bisa menentukan antara “Filmic” atau “Visual”. Ya, musik penyanyi berparas cantik dan bersuara khas yang juga seorang model ini tampaknya tidak bisa dipisahkan dari film. Setelah memenangkan hati banyak orang dengan music video yang ia garap sendiri di tahun 2011, “Video Games”, perempuan bernama asli Elizabeth Woolridge Grant ini kembali menunjukkan kecintaannya terhadap film pada music video yang ia garap bersama sutradara Anthony Mandler berjudul “Ride”. Meski diwarnai kontroversi, single pertama dari album mini, Paradise, ini menampilkan perpaduan keindahan cinematografi dan puisi. Simak wawancara hers dengan Lana Del Ray, yang diwakili oleh reporter Bryan de Silva, saat kunjungannya ke Singapura beberapa pekan lalu.
Bisa diceritakan proses pembuatan Paradise?
Awesome. It was amazing. Begitu rampung dengan Born to Die, saya kembali ke studio rekaman bersama Rick Nowels, yang tinggal di Santa Monica, California. Saya sempat istirahat selama satu bulan, dan beberapa bulan sebelum rekaman, saya selalu mampir ke Santa Monica untuk membuat lagu. Saya menyerahkan lagu-lagu yang telah saya buat di rumah kepada Rick, lalu mengaransemennya bersama-sama. It was really free and really raw. Saya merekam semuanya dalam satu kali take. Prosesnya benar-benar menyenangkan.
Kenapa diberi judul Paradise?
Semacam murujuk kepada pemikiran yang surgawi. “Paradise” adalah salah satu kata-kata favorit saya. Saya percaya dengan kekuatan dan keindahan kata-kata, dan karena saya sangat suka dengan kata itu, saya berusaha menempatkannya dimana saya bisa. Saya punya tatonya (sambil menunjuk ke tangan sebelah kirinya). Setelah Born to Die saya berpikir, “what comes next?”. Irama lagu-lagu di album ini sangat lembut dan bernuansa tropikal, dengan pacific coast sound yang kuat. Kebanyakan lagu-lagunya dibuat di Malibu, jadi memiliki west coast sound, cocok sekali diberi judul Paradise. Saya mencoba sesuatu yang berkesan tropikal.
Apa cerita dibalik narasi panjang di awal dan akhir video musik “Ride”? Apakah berdasarkan pengalaman Lana sendiri?
Iya. Sebenarnya itu seperti menceritakan untraditional tale. Saya hanya ingin bercerita tentang beberapa hal. Saya tahu betul kalau saya bukan penyanyi paling populer, tapi pada akhirnya goal saya yang sebenarnya adalah untuk merasa bebas dan menjadi kreatif. Sebagian menunjukkan sisi artistik, sebagian lagi saya melakukan hal-hal seperti bersepeda dan bertemu pria-pria baru. Itu adalah cara saya untuk kembali merasa bebas. It’s just my own personal things. I mean it’s just how I do it (tertawa).
Bagaimana perasaan Lana mengenai kontroversi yang mewarnai “Ride”?
I definitely don’t feel any press is good press. Menurut saya, kata-kata itu bersifat sangat sakti. Jadi ketika pers menulis sesuatu yang buruk, itu jurnalistik yang tidak bertanggung jawab. Kata-kata adalah satu dari beberapa hal yang kita miliki yang dapat dimengerti orang lain, sekalipun oleh orang tuli atau buta. Kata-kata selalu bisa diterjemahkan, jadi ketika seseorang mengumumkan sesuatu yang tidak benar tentang orang lain, saya merasa itu tidak benar, baik bagi orang dibicarakan maupun orang yang membicarakan. Saya menjalani hidup yang sepi selama sepuluh tahun terakhir, tinggal di New York dan menulis hal-hal yang saya sukai dan rasakan. Controversy is like not an enjoyable thing for an introvert I would say.
Musik Lana disebut-sebut sebagai “Sadcore”, bagaimana menurut Lana?
(tertawa) Menurut saya itu lucu. I think it will always have a heavy, rich atmosphere. Saya tidak tahu apakah akan selalu terkesan sedih, tapi mungkin akan lebih bersifat renungan. So, I don’t know.
With the cards that life has dealt you, what was it that inspired your sad sounding music?
Sepertinya saya kaget dengan kemana hidup ini membawa saya. Banyak pilihan hidup tak terduga yang harus saya ambil. Kehilangan orang lain dalam hidup, melihat mimpi orang lain yang tidak terwujud, memberi pengaruh kepada saya. Saya merasa cemas untuk orang lain dan untuk diri saya sendiri. Itu satu bagian yang membuat sound musik saya seperti yang dikatakan tadi. Bagian lainnya adalah respek saya terhadap film scores, old cinema dan new cinema. Seperti karya-karya Giorgio Moroder atau soundtrack  “The Godfather”. Saya tergugah dengan musik orkestra yang mewah.
Jika Lana berkesempatan menggarap film, kira-kira film seperti apa?
Saya mungkin akan membuat film yang bercerita tentang kisah awal kehidupan manusia yang berkembang ke luar angkasa. Bercerita tentang awal dari masa depan yang baru. Karena itu bukan fokus kita sekarang tapi seharusnya kita memikirkan itu. Dan saya juga ingin membuat score film yang bercerita tentang awal dari sebuah awal yang baru.
Bagaimana cara Lana mengatasi demam panggung selama menjalani tur? And does it get better?
It doesn’t get better (tertawa). Karena ketika saya bernyanyi, saya seperti sedang berangan-angan. Saya merasa menyanyi itu adalah sesuatu yang personal. Ketika saya berada di dalam studio, saya merasa lebih nyaman, atau ketika saya berada di belakang kamera juga terasa lebih mudah. Tapi untuk tampil dan berada di depan ribuan orang, saya masih belum terbiasa karena saya terlalu lama hidup menyendiri. Tapi jujur saya suka dengan 25 festival yang saya jalani musim panas kemarin. Karena saya tidak ada jadwal apa-apa di Amerika, saya tampil di festival Lovebox dan Hackey Weekend, dan beberapa festival di Portugal dan Norwegia. Meskipun tidak mengurangi perasaan demam panggung, saya tetap merasa festival-festival itu menyenangkan.
Ada ritual sebelum naik ke atas panggung?
Tidak. Saya dan band saya selalu berpegangan tangan dan berdoa. Kami melakukan itu selama dua tahun. So we just ask god to sing through us (tertawa) yeah.
Ada rumor yang mengatakan Lana akan ke Indonesia. Benarkah?
Saya masih belum tahu. Do you think it would go over well? Yeah I’m not sure yet. Saya berharap bisa. Sepertinya akan menyenangkan bisa melakukan tur ke Singapura, Malaysia, ke beberapa negara lain, dan melakukan tur ke Eropa dan mungkin Amerika dalam waktu satu tahun ke depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment gak bayar kok