Halaman

Jumat, 29 Juni 2012

Nonton TV Terlalu Lama Dapat Mempercepat Kematian

nonton tv terlalu lama picu kematian




nonton tv terlalu lama picu kematian


Info Kesehatan Terkini |. Bagi anda yang gemar menghabiskan waktu dengan menonton televisi, mulai sekarang berusahalah untuk menguranginya. Karena , menghabiskan waktu terlalu lama didepan televisi sama berbahayannya dengan resiko merokok dan memiliki kelebihan berat badan. Maka dari itu privatenews memberikan info kesehatan terkini dan terbaru tentang bahaya nonton tv terlalu lama..
Penelitian terbaru menemukan, orang dewasa yang menghabiskan enam jam sehari di depan layar beresiko meninggal lima tahun lebih cepat daripada mereka yang lebih aktif. Perilaku ini, menurut peneliti, harus dilihat sebagai masalah kesehatan masyarakat.
Para ahli dari Universitas Queensland, Australia, menulis, “Waktu menonton televisi mungkin memiliki konsekuensi kesehatan yang merugikan dan menyaingi kekurangan fisik, obesitas, dan merokok. Setiap satu jam menonton televisi, dapat mempersingkat hidup 22 menit.”
Mengacu pada pedoman kesehatan di Australia dan Amerika yang menyarankan anak-anak tidak boleh menonton televisi lebih dari dua jam, akademisi menyimpulkan, “Orang dewasa juga perlu membatasi waktu menonton televisi.”
Sebuah artikel yang diterbitkan dalam British Journal of Sports Medicine, Dr J Lennert Veerman dan koleganya melihat hasil survei terhadap 11.247 warga Australia yang diambil pada tahun 1999-2000. Mereka ditanya tentang waktu yang dihabiskan menonton televisi, dan angka kematian secara nasional.
Para ahli membangun sebuah model yang membandingkan harapan hidup untuk orang dewasa yang menonton televisi dan mereka yang tidak. Para peneliti mengatakan, menonton televisi adalah salah satu bentuk perilaku paling pasif, sama seperti duduk dalam kendaraan.
“Menonton televisi sudah menjadi bagian penting di waktu luang orang dewasa. Efeknya secara signifikan mempengaruhi kesehatan masyarakat secara keseluruhan,” ujarnya kepada Telegraph.
Chief Medical Officer di Inggris, Sally Davies, mengatakan, “Aktivitas fisik memiliki manfaat besar. Sedikit aktivitas fisik akan memengaruhi kesehatan dan memiliki risiko tambahan.”
Maureen Talbot, perawat jantung senior di British Heart Foundation, mengatakan, “Perilaku pasif di depan TV, secara praktis telah menjadi budaya bersantai untuk sementara. Tapi studi ini mendukung terlalu banyak menonton televisi dapat berdampak buruk bagi kesehatan.”
“Banyak yang berhenti merokok karena mengetahui dampak buruknya. Studi menunjukkan, kita harus mengubah kebiasaan menonton televisi yang terlalu banyak.”
Menurutnya, aktif bergerak seperti jalan bukan naik kendaraan, menggunakan tangga dan bukan lift, olahraga, melakukan aktivitas rumah tangga hingga hobi berkebun akan membuat tubuh sehat dan fit.

Lirik Lagu Avenged Sevenfold

 

Jumlah Olahraga yang Diperlukan untuk Cegah Penyakit Jantung


img 
Gianyar, Masih banyak orang yang berpikiran bahwa olahraga berat dapat berakibat fatal bagi orang yang berisiko mengalami penyakit jantung. Namun bukti penelitian menunjukkan bahwa semakin kuat latihan yang dilakukan, makin baik pula buat jantung.

Meskipun singkat, berolahraga 15 menit bermanfaat bagi jantung sama seperti satu kali lari maraton. Satu kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah pertahunnya dapat dicegah jika 145 orang penderita diabetes mau berjalan setidaknya dua jam dalam seminggu, demikian menurut para peneliti di Centers for Disease Control and Prevention di Atlanta.

"Olahraga membantu melebarkan pembuluh darah dan memungkinkan darah mengalir lebih bebas," kata Byung-il William Choi, MD, profesor kedokteran penyakit jantung dan pembuluh darah di Medical College of Wisconsin di Milwaukee seperti dilansir Health.com, Jumat (2/3/2012).

Dalam sebuah penelitian, para peneliti di Harvard menemukan penurunan risiko penyakit jantung sampai dengan 20% pada orang yang paling sering melakukan olahraga berat. Olahraga ini dapat berupa lari atau jogging, berenang, bermain tenis, atau aerobik.

Berjalan sejauh 3 mil atau lebih dalam seminggu akan mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah sebesar 10%. Olahraga dalam taraf sedang lainnya meliputi berjalan, golf, dan berkebun.

Jumlah latihan yang diperlukan untuk membantu mencegah penyakit jantung masih diperdebatkan. Beberapa ahli mengajak masyarakat untuk lebih banyak berolahraga, sedangkan ahli lainnya mendorong agar berolahraga lebih lama, atau lebih kuat.

"Fakta yang menyedihkan adalah, seperempat orang Amerika tidak berolahraga sama sekali. Jadi bergerak secara aktif akan memperbaiki kondisi kesehatannya," kata Matthew Sorrentino, MD, ahli jantung di University of Chicago.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa olahraga teratur selama 30 sampai 60 menit perhari akan menurunkan kadar gula darah dan tekanan darah, meningkatkan kadar kolesterol baik, dan mengurangi protein yang dapat menyebabkan pembekuan darah.

Sebuah penelitian terhadap lebih dari 44.000 orang menemukan bahwa olahraga ringan sekalipun dapat melindungi tubuh dari penyakit jantung. Dibandingkan dengan laki-laki yang sedikit berolahraga atau bahkan tidak berolahraga sama sekali, orang yang berjalan cepat selama sedikitnya 30 menit setiap hari memiliki risiko terserang penyakit jantung sekitar 20% lebih rendah.

Mengangkat beban juga menurunkan risiko sekitar 25%. Berjalan setidaknya satu jam setiap minggu dapat mengurangi resiko kanker sebesar 40%.

Olahraga membantu menurunkan berat badan. Sebuah penelitian mengejutkan oleh para peneliti di Cooper Institute di Dallas menemukan bahwa jantung orang yang bugar lebih baik ketimbang orang yang kurus. Pria kurus memiliki risiko kematian akibat penyakit jantung lebih tinggi dibandingkan pria yang bugar dan gemuk.

"Olahraga juga berkaitan dengan perilaku sehat lainnya, seperti tidak makan berlebihan dan tidak merokok," imbuh Dr Choi.

Sebuah penelitian di Jerman menemukan bahwa orang yang berolahraga secara teratur seumur hidupnya memiliki kemungkinan 60% lebih kecil terkena penyakit jantung koroner daripada orang yang banyak duduk.

Sayangnya, orang yang aktif berolahraga hanya setelah usianya mencapai 40 tahun 55% lebih mungkin terserang penyakit jantung dibandingkan yang sudah jarang berolahraga sepanjang hidupnya.